Salin Artikel

Divonis 3 Tahun Penjara, Eks Petinggi ACT Novariyadi Imam Pikir-pikir

Hal itu disampaikan Novariyadi Imam melalui tim penasihat hukumnya, Widad Thalib usai majelis hakim membacakan putusan kasus pengelolaan dana bantuan sosial untuk keluarga korban kecelakaan Pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 nomor penerbangan JT 610.

“Sudah diucapkan putusan, terbukti bersalah melakukan tindak pidana dan dijatuhi hukuman selama tiga tahun,” ujar hakim Hariyadi dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Senin (21/2/2023).

“Terhadap putusan ini terdakwa bisa menerima putusan, pikir-pikir tujuh hari atau putuskan banding. Demikian juga untuk penuntut umum, bagaimana terdakwa,” tanya hakim.

Atas pertanyaan itu, Novariyadi Imam tidak langsung memberikan jawaban. Eks petinggi Yayasan ACT itu menyerahkan seluruhnya kepada tim penasihat hukum.

“Saya serahkan ke penasihat hukum saya,” jawab Novariyadi Imam yang hadir secara daring dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Bareskrim Polri.

“Silakan penasihat hukum,” kata hakim Hariyadi.

“Terima kasih yang Mulia, kami akan pikir-pikir,” jawab Wildad Thalib.

Pertanyaan yang sama juga disampaikan hakim Hariyadi kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Lantaran pihak terdakwa menyatakan pikir-pikir, JPU juga menyatakan hal yang sama.

“Karena (terdakwa) pikir-pikir, kami juga pikir-pikir,” kata jaksa.

“Sama ya, pikir-pikir penasihat hukum dan penuntut umum, perkara ini selesai dan ditutup,” kata hakim Hariyadi seraya mengetuk palu sidang.

Majelis hakim PN Jakarta Selatan memvonis Novariyadi Imam Akbari selama 3 tahun penjara setelah dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan penggapan dalam jabatan.

Majelis hakim menilai, Novariyadi Imam dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah turut serat melakukan penggelapan dana bantuan sosial dari pihak Boeing.

Eks petinggi ACT itu disebut terbukti melanggar Pasal 374 KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Majelis hakim menyebut Novariyadi Imam terbukti melakukan menggelapkan dana Boeing bersama pendiri sekaligus mantan Presiden ACT Ahyudin; eks Presiden ACT periode 2019-2022, Ibnu Khajar; dan eks Senior Vice President Operational ACT, Hariyana Hermain.

Menurut majelis hakim, Yayasan ACT telah menggunakan dana bantuan dari Boeing Community Investment Fund (BCIF) senilai Rp 117 miliar.

Yayasan ACT juga telah menerima dana dari BCIF untuk keluarga korban kecelakaan Pesawat Lion Air sebesar Rp 138.546.388.500.

Akan tetapi, dana bantuan untuk keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air itu hanya diimplementasikan sebesar Rp 20.563.857.503. .

Sebaliknya, dana itu malah digunakan bukan untuk kepentingan pembangunan fasilitas sosial sebagaimana yang ditentukan dalam protokol BCIF.

Vonis ini lebih rendah dari pada tuntutan JPU pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan yang meminta majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap Novariyadi Imam Akbari selama 4 tahun penjara.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/21/19283231/divonis-3-tahun-penjara-eks-petinggi-act-novariyadi-imam-pikir-pikir

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke