Salin Artikel

Pengamanan Sidang Vonis Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf Tak Seketat Saat Ferdy Sambo

Pantauan Kompas.com, pengamanan tak terlihat seperti Senin (13/2/2023) kemarin, saat terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi jalani sidang putusan.

Hari ini, tidak ada pemeriksaan barang bawaan pengunjung sidang dan awak media.

Petugas yang berjaga di pintu masuk pengunjung sidang dikurangi, dari 10 personel menjadi 6 personel polisi.

Petugas keamanan juga tidak terlihat menggunakan pendeteksi logam seperti saat sidang Sambo kemarin.

Selain itu, suasana sidang tak seramai kemarin. Suasana jelang sidang terlihat kondusif dan tak ada desak-desakan antar pengunjung.

PN Jakarta Selatan akan menggelar sidang pembacaan putusan kepada kedua terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Maruf.

Jelang putusan ini, tim penasihat hukum Ricky Rizal, Zena Dinda Defega berharap majelis hakim dapat membuat keputusan yang adil bagi kliennya berdasarkan fakta persidangan yang telah berjalan.

"Harapannya tentunya hakim memutus bukan berdasarkan permintaan pihak luar melainkan memutuskan dengan hati nuraninya dan sesuai fakta persidangan, dan bukan asumsi baru lagi yang bahkan tidak ada di fakta persidangan," ujar Zena.

Sementara itu, tim penasihat hukum Kuat Ma'ruf, Irwan Irawan juga memiliki harapan yang sama.

Irwan berharap majelis hakim PN Jakarta Selatan membuat putusan yang obyektif berdasarkan fakta persidangan.

Adapun sidang ini bakal dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso dengan hakim Morgan Simanjutak dan hakim Alimin Ribut Sujono sebagai anggota.

Dalam kasus ini, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf menjadi terdakwa bersama dengan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi telah lebih dulu menjalani putusan. Eks Kadiv Propam Polri itu divonis hukuman mati oleh majelis hakim.

Sementara itu, Putri Candrawathi dijatuhi pidana penjara selama 20 tahun.

Dalam surat tuntutan jaksa, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf dituntut selama delapan tahun penjara setelah dinilai terbukti turut serta melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J yang direncanakan terlebih dahulu.

Keduanya dinilai telah melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP.

Selain keduanya, ajudan Ferdy Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E turut menjadi terdakwa dalam kasus ini. Ia dituntut 12 tahun penjara.

Bharada E bakal divonis pada Rabu (15/2/2023) besok.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/14/10331571/pengamanan-sidang-vonis-ricky-rizal-dan-kuat-maruf-tak-seketat-saat-ferdy

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke