Salin Artikel

Terorisme: Dari Dapur hingga Surga (Bagian 4)

Mereka berkesimpulan, tidak ada alasan tunggal, mengapa perempuan terlibat terorisme. Tapi, sebagian besar memiliki alasan yang sangat pribadi dan emosional.

Kata Rhiannon Talbot dalam Myths in the Representations of Women Terrorists (2001), penggambaran rata-rata teroris perempuan, didasarkan pada lima anggapan. Yakni, mereka adalah (1) feminis ekstremis; (2) hanya terikat dalam terorisme melalui hubungan dengan seorang pria (3) hanya bertindak dalam peran pendukung dalam organisasi teroris; (4) tidak kompeten secara mental; (5) tidak feminin dalam beberapa hal; atau kombinasi di atas.

Dengan kata lain, keterlibatan perempuan dengan terorisme karena berbagai alasan.

Menurut Olivia Norton (2022) dari Australian Institute of International Affairs, perempuan juga dimotivasi oleh banyak keinginan yang sama dengan pria, yang diilhami oleh keyakinan politik, agama, dan budaya.

Perempuan dapat terpikat dogma yang bermuatan emosi dan rasa memiliki serta kebebasan. Meskipun kenyataan sering kali bertolak belakang.

Namun, Olivia Norton tidak memungkiri bahwa perempuan dapat ditarik ke dalam ekstremisme untuk alasan yang berbeda dengan laki-laki, seperti melalui janji perlindungan, pemberdayaan, atau keinginan untuk membantu anak-anak dan anak yatim.

Yang disampaikan Olivia Norton itu tak jauh berbeda dengan yang dikemukan 
Haula Noor dari Australian National University (2021), berdasarkan hasil sebuah penelitian di Indonesia tahun 2008.

Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa selain faktor legitimasi, perempuan bergabung dengan organisasi ekstrem juga karena terdorong secara emosional. Mereka merasa lebih dihargai, lebih berdaya, dan ingin memperkuat hubungan dengan anggota lain.

Haula Noor memberikan contoh kebijakan yang diambil pemimpin Al-Qaeda dari Yordania Abu Mus'ab Az-Zarqawi, tahun 2005. Saat itu Zarqawi membolehkan perempuan ikut angkat senjata.

Empat Re, Satu Ra

Sementara Mia M Bloom berpendapat ada lima "R" yang memotivasi perempuan menjadi teroris. Kelima "R" itu adalah redemption (penebusan), revenge (balas dendam), respect (rasa hormat), relationship (hubungan), and rape (pemerkosaan).

Balas dendam (revenge), misalnya, muncul karena kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya, entah suami, anak atau saudara.

Ini seperti yang menjadi dasar para perempuan Chechnya membentuk shahidka atau Black Widows. Balas dendam juga dilakukan terhadap pemerintah. Karena dianggap pemerintah tidak sesuai dengan yang mereka inginkan atau prinsip-prinsip pemerintahan menurut mereka.

Kasus Puji Kuswati, misalnya, adalah salah satu wujud dari menjadi teroris karena relationship, hubungan. Dalam hal ini adalah hubungan Puji dengan suaminya, Dita Oepriarto.

Pendek kata, pertanyaan mengapa perempuan menjadi teroris, jawabannya tidak tunggal. Ada faktor pemikat dari luar (pull factors) dan ada fakfor pendorong dari dalam diri (push factors). Dengan kata lain, ada banyak faktor yang memotivasi seorang perempuan menjadi teroris, mulai faktor duniawi hingga surgawi (Habis!)

Tiga artikel lain sebelumnya: 

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/29/07000041/terorisme-dari-dapur-hingga-surga-bagian-4

Terkini Lainnya

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke