Dari hasil jajak pendapat yang berlangsung 24 September-7 Oktober itu menunjukkan angka pergeseran atau volatilitas pemilih PPP di angka 61,1 persen. Sedangkan volatilitas pemilih PAN adalah 59,4 persen.
“Hampir separuh pemilihnya masuk kategori lebih cair untuk berpindah pilihan,” ujar peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, dikutip dari Harian Kompas, Senin (25/10/2022).
Yohan Wahyu mengungkapkan, pemilih PPP cenderung beralih ke parpol berbasis Islam lainnya.
“Seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PAN, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS),” katanya.
Sementara itu, responden pemilih PAN cenderung akan banyak yang bergeser ke Partai Demokrat.
Angka volatilitas kedua parpol meningkat tajam jika dibandingkan pada survei yang sama pada Juni 2022.
Kala itu, volatiltas pemilih PAN hanya berada di angka 38,5 persen, dan PPP di angka 37,7 persen.
Yohan mengungkapkan tingkat volatiltas juga ditentukan oleh keputusan parpol mengusung kandidat capresnya.
“Apalagi, survei juga menangkap adanya potensi ‘perlawanan’ dari pemilih partai jika harapan mereka terhadap sosok calon presiden yang diidamkan tidak sesuai dengan calon presiden pilihan partai yang ia pilih,” kata Yohan.
Untuk diketahui, survei dilakukan secara tatap muka pada 1.200 responden di 34 provinsi.
Para responden dipilih secara acak menggunakan metode sistematis bertingkat.
Menggunakan metode itu, survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,8 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/25/08283841/litbang-kompas-pemilih-ppp-dan-pan-paling-berpotensi-bergeser-ke-parpol-lain