Salin Artikel

Hasto Sebut "Biru Terlepas", Pengamat Nilai PDI-P Anggap Nasdem Ganjalan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Ari Junaedi menilai, kiasan dalam pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto tentang "biru terlepas" dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk ungkapan hati terhadap sikap Partai Nasdem.

Menurut dia, dari pernyataan itu terlihat PDI-P kini menilai Partai Nasdem sebagai ganjalan karena mendekat kepada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membangun koalisi. Padahal Nasdem merupakan partai pendukung Jokowi.

"Pasca pencapresan Anies Baswedan oleh Nasdem memang ada semacam 'ganjalan' mengingat Nasdem menjalin 'kemesraan politik' bersama dua politik oposisi yang selama ini berseberangan dengan rezim Jokowi," kata Ari saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

"Mengingat PKS dan Demokrat dalam dua kali Pilpres di 2014 dan 2019 selalu berhadap-hadapan dengan Nasdem yang menjadi anggota koalisi Jokowi tentu saja dianggap PDIP begitu mengecewakan," sambung Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama itu.

Selain itu, kata Ari, pernyataan itu juga dianggap sebagai sikap PDI-P atas keputusan Nasdem yang mendeklarasikan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.

"Jargon-jargon restorasi yang diusung Nasdem tentu akan menjadi gugatan politik dari PDIP," ujar Ari.

Dia menyampaikan pernyataan itu di sela-sela perayaan HUT TNI Tahun 2022 di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).

Hasto kemudian menunjuk lukisan yang menggambarkan banyak orang sedang merobek bendera warna biru dari bendera Belanda. Dia pun menyinggung warna biru yang dirobek itu.

"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," tuturnya.

Lebih jauh, Hasto menyebut 'biru' itu kini juga terlepas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto.

Namun, Hasto enggan menyebut secara gamblang siapa 'partai biru' yang dimaksud. Dia hanya mengatakan bahwa terkadang apa yang terjadi di masa lalu bisa terjadi di masa depan.

"Itu arahnya perspektif historis, menginspirasi masa kini dan akan merancang masa depan," imbuhnya.

Hasto menyampaikan pernyataan itu saat menjelaskan tentang lukisan Peristiwa 10 November 1945 di kantor DPP PDI-P.

Dalam peristiwa bersejarah itu terjadi perobekan kain biru dari bendera Belanda yang dikibarkan di Hotel Yamato.

Di dalam lukisan itu, tampak sejumlah tokoh mulai dari Soekarno hingga Jenderal Sudirman. Di tengah-tengahnya, ada lukisan yang menampilkan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.

"Itu menunjukkan Bung Karno, Jenderal Besar Sudirman, Jenderal Urip Sumoharjo, dan Bung Tomo," ujar Hasto.

Pada 3 Oktober 2022 lalu, Partai Nasdem mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Partai Nasdem diketahui mempunyai lambang dengan warna dasar biru.

Partai Nasdem saat ini merupakan partai pendukung pemerintah. Saat ini ada 3 kader Nasdem yang menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Selain itu, Anies juga bertandang ke kantor DPP Partai Demokrat pada Jumat (7/10/2022). Saat itu Anies bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Usai pertemuan, AHY menyatakan berharap pertemuan dengan Anies menjadi awal untuk kerja sama.

(Penulis : Adhyasta Dirgantara | Editor : Diamanty Meiliana)

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/10/06150061/hasto-sebut-biru-terlepas-pengamat-nilai-pdi-p-anggap-nasdem-ganjalan

Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke