Salin Artikel

Epidemiolog: Vaksin Cacar Monyet Bukan Solusi Tunggal Cegah Penularan

Selain vaksin cacar monyet yang sudah dipesan 2.000 dosis dari Denmark oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dicky menekankan perlunya deteksi dini kasus-kasus cacar monyet.

Apalagi, saat ini vaksin Bavarian Nordic itu belum memiliki data efikasi yang bisa menjadi rujukan keefektifannya.

"Belum ada data yang solid sehingga perlu dipahami bahwa vaksin ini adalah bukan solusi tunggal, Ia menjadi upaya penguat yang mendasar. Yang paling utama adalah menemukan kasusnya, deteksi dini kasus," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2022).

Dicky mengatakan, deteksi dini kasus cacar monyet menjadi penting lantaran vaksin tidak memiliki garansi 100 persen mencegah penularan cacar monyet.

Efikasi vaksin bakal bergantung pada cepatnya deteksi dini. Semakin cepat deteksi dini, semakin cepat pula pemberian vaksin pada orang suspek cacar monyet.

Biasanya, kata Dicky, orang yang bergejala klinis terinfeksi cacar monyet harus diberikan vaksin maksimal 4 hari sejak berkontak langsung dengan penderita.

Sementara itu, orang tanpa gejala diberikan vaksin dalam 2 minggu sejak kontak erat.

"(Kecepatan deteksi dan pemberian vaksin) sangat direkomendasikan untuk kasus kontak erat yang diberikan dalam waktu 4 hari sejak berhubungan. Makanya ini penting sekali dalam 4 hari untuk menemukan yang bergejala," tutur Dicky.

Ia juga menyampaikan, strategi vaksinasi yang efektif untuk kasus cacar monyet adalah strategi vaksinasi cincin.

Vaksinasi cincin adalah vaksin yang hanya diberikan untuk orang-orang tertentu saja, seperti orang yang berkontak erat dengan penderita.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum merekomendasikan vaksinasi massal untuk negara mana pun terkait kasus cacar monyet.

"Jadi langkahnya adalah deteksi dini, mengisolasi, karantina, dan melakukan vaksinasi cincin. Strategi vaksinasi cincinnya di belakang, bukan di depan. Oleh karena itu, penemuan kasus penting, kemudian deteksi dini, dan tracing sehingga isolasi karantina menjadi efektif kurang lebih 3 minggu," papar Dicky.

Cacar monyet sudah masuk ke Indonesia sejak ditemukannya 1 kasus konfirmasi positif.

Penderita adalah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan luar negeri ke negara-negara yang merebak cacar monyet.

Untuk mengantisipasi, Kemenkes sudah memesan 2.000 vaksin dari Bavarian Nordic, Denmark.

Selain vaksin, Indonesia juga dalam proses pemesanan obat Tecovirimat dari Amerika Serikat (AS) dan akan mendapat donasi Cidovovir dari Singapura.

Hal ini diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

"Dari vaksinasi kita sudah memesan vaksinnya 2.000 dosis dari Bavarian Nordic dibantu dengan KBRI Denmark, karena ini ada vaksin Monkeypox di sana," kata Budi dalam RDP.

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/01/12341141/epidemiolog-vaksin-cacar-monyet-bukan-solusi-tunggal-cegah-penularan

Terkini Lainnya

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke