Salin Artikel

Memahami "Harapan Politik" Ganjar Pranowo

Namun dari sisi basis politik legal dan tradisional, nampaknya Ganjar kian terpojok di internal PDIP sendiri.

Dalam Rapat Kerja Nasional II PDIP pada 23 Juni 2022, bahkan secara simbolik Ganjar harus menerima bahwa kekuasaan Megawati jauh lebih tinggi perannya dalam menentukan masa depan politik ketimbang prospek elektabilitas yang telah dibuktikan pada survei-survei terbaru.

Ganjar nampaknya masih bermain aman. Sebagaimana watak politik yang selama ini dimainkannya, Ganjar menyampaikan kepada awak media setelah rakernas mutakhir PDIP belum lama ini bahwa ia hanya patuh pada petuah Megawati, ketua umum partai yang selama ini telah menaungi karir politik Ganjar.

Sikap politik tersebut perlu diacungi jempol. Ganjar nampaknya memang sangat memahami dunia politik yang dinamikanya bisa berujung di mana saja, tanpa harus berpatokan secara baku pada apa yang nampak di hari ini.

Berpegang teguh pada aturan main partai toh memang sudah menjadi kewajiban setiap anggota, apalagi anggota yang sedang mengemban amanat sebagai salah satu gubernur populer di Indonesia.

Secara etika kepartaian, sikap Ganjar sudah senada dengan irama politik yang sedang melatarinya.

Apalagi di sisi lain, meskipun kuat dugaan publik bahwa Megawati akan memberikan prioritas pada Puan Maharani untuk menyabet posisi calon presiden resmi dari PDIP, nyatanya sampai hari ini PDIP belum berani berbicara terang-terangan soal itu.

Megawati adalah politisi handal, negarawan, perempuan pertama dan satu-satunya yang pernah menjadi presiden Indonesia.

Sikapnya tentu saja didasarkan atas kematangan kalkulasi politik di satu sisi dan kebijaksanaan seorang pemimpin partai besar negeri ini di sisi lain.

Dengan kata lain, Megawati akan bersuara tentang calon presiden dari PDIP pada waktu yang tepat dan di momen yang kontekstual.

Dan amanatnya bisa jatuh pada putrinya Puan Maharani, namun tak menutup kemungkinan bisa juga jatuh pada seorang Ganjar Pranowo.

Artinya, Megawati memang seorang pemimpin partai yang handal dalam membesarkan kader-kadernya di tengah berbagai perbedaan yang ada.

Bagaimana pun, kedua bakal calon presiden PDIP tersebut adalah kader-kader terbaik PDIP yang kini sedang menduduki posisi strategis. Secara prinsipil, Megawati tentu akan membesarkan keduanya.

Di sisi lain, Ganjar sangat yakin dan percaya dengan kematangan politik Megawati sehingga dengan legowo menerima kekuasaan prerogatifnya dalam menentukan siapa yang akan maju sebagai calon presiden RI 2024 – 2029 dari PDIP.

Ya, waktu masih panjang. Masih banyak momen yang bisa digunakan oleh Megawati untuk menguji kualitas, kapabilitas, dan elektabilitas calon presiden yang akan diajukan PDIP begitu pula dengan Ganjar Pranowo.

Masih banyak waktu dan momen yang bisa digunakannya untuk mendapatkan tempat di internal PDIP.

Tentu tidak melulu soal elektabilitas versi berbagai lembaga survei, tapi juga raihan-raihan prestasi yang bisa diukir oleh Ganjar Pranowo dalam kapasitasnya sebagai seorang kader PDIP yang sedang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Artinya, pintu untuk menjadi calon presiden masih terbuka lebar jika dalam rentang waktu dua tahun ini Ganjar berhasil menunjukkan sikap politik yang tepat di satu sisi dan prestasi yang pantas sebagai pejabat publik di sisi lain yang sangat berpotensi membesarkan nama PDIP.

Karena bagaimanapun, bagi Ganjar Pranowo, opsi ideal untuk maju sebagai calon presiden adalah dengan mendapatkan mandat dari Megawati alias bersama PDIP dan mendapat kepercayaan dari Jokowi sebagai penerus yang dipercaya untuk melanjutkan semua kebijakan.

Realitas politik hari ini memang belum menunjukkan tanda-tanda bahwa opsi ideal itu sudah mendekati Ganjar.

Para pengamat dan komentator politik masih meyakini bahwa Jokowi dan Megawati belum satu biduk dalam perkara siapa calon penerus Jokowi.

Namun kembali lagi pada kearifan politik Ganjar tadi bahwa realitas politik hari ini bisa saja tidak permanen.

Dan harapan untuk dihadapkan dengan opsi ideal itu masih disimpan dengan rapi oleh Ganjar bahwa boleh jadi akan ada satu titik yang akan mempertemukan perbedaan-perbedaan hari ini di mana titik itu boleh jadi adalah Ganjar Pranowo.

Harapan Ganjar tersebut perlu diapresiasi. Toh bukan tipikal politik Ganjar Pranowo untuk berseberangan secara serampangan dengan pemimpin besar seperti Megawati.

Ganjar tentu akan menjalankan cara-cara yang etis dan legal untuk memenangkan hati Megawati dan mendulang simpati di kalangan internal PDIP.

Jika pada satu titik nanti ternyata berada pada posisi politik yang tidak sama, saya yakin, Ganjar tidak akan menjadikannya sebagai posisi yang perlu dipertengkarkan.

Boleh jadi akan diserang atau di-bully layaknya yang terjadi beberapa waktu belakangan. Namun Ganjar nampaknya akan memilih menyikapinya dengan sikap khasnya seperti tempo hari alias tidak perlu bereaksi berlebihan kalau hanya untuk menambah kegaduhan di ruang publik nasional yang memang sudah gaduh.

Namun, sikap politik demikian tentu tidak boleh dijadikan senjata politik oleh pihak-pihak tertentu, terutama para pihak yang memang ingin menjegal jalan poltik Ganjar di internal partai.

Waktu masih panjang. Ganjar punya kesempatan yang sama dengan Puan Maharani atau dengan kandidat potensial lainnya untuk menunjukkan kelebihan dan keunggulannya sebagai seorang bakal calon presiden.

Kemudian, kepatuhan Ganjar kepada partai hendaknya menjadi salah satu pintu bagi Ganjar untuk tetap berkembang secara politik dengan menuai benih-benih prestasi di bawah bendera PDIP, tanpa harus dipertentangkan dengan Puan Maharani atau Megawati.

Pun kepatuhannya kepada partai juga semestinya membuat Ganjar semakin serius dalam bergandengan dengan Jokowi untuk menyukseskan segala kebijakan dan program nasional yang telah ditetapkan Istana.

Di dalam politik kepartaian, Ganjar dan Megawati mau tak mau harus sejalan. Namun di dalam arsitektur tata pemerintahan, Ganjar dan Jokowi pun tak bisa dipisahkan.

Gubernur adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat dan menjadi representasi politik pemerintahan Jokowi di provinsi yang dipimpinnya.

Dengan kata lain, Jokowi mau tak mau memang harus mendukung apapun program dan kebijakan Ganjar di Jawa Tengah selama itu selaras dengan kepentingan Istana.

Perkara relasi politik pemerintahan semacam itu akan berbuah koalisi strategis antara Ganjar dan gerbong non partai Jokowi adalah perkara lain.

Jokowi tentu ingin menjadi "King Maker." Dan itu hak Jokowi sepenuhnya. Jika Jokowi ingin memilih Ganjar sebagai penerusnya, tentu tak ada yang bisa melarang.

Setidaknya, sebagai seorang presiden, Jokowi memiliki "resources" untuk itu. Jokowi bisa dengan berbagai instrumen kekuasaan yang ia miliki mendukung dan menyokong Ganjar Pranowo, baik terang-terangan ataupun diam-diam.

Namun demikian, untuk saat ini, Ganjar tentu harus bisa memosisikan dirinya secara proporsional pada masing-masing kapasitas tersebut, baik sebagai anggota partai maupun sebagai anak buah Jokowi dalam pemerintahan.

Memang kedua kapasitas tersebut sama-sama memiliki daya dorong dalam meningkatkan popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo untuk dua tahun mendatang.

Tapi jika ditilik secara lebih detail, Jokowi justru memiliki kekuatan lebih dalam membantu Ganjar.

Jokowi dengan halus atau pun terang-terangan bisa menyukseskan program-program populer Ganjar di Jawa Tengah, terutama via instrumen fiskal dan organisasional, untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas sang Gubernur.

Dan saya kira, Jokowi sangat memahami kelebihan yang ia miliki tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2022/06/28/06000091/memahami-harapan-politik-ganjar-pranowo

Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke