"Daya tahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana sangat menentukan angka kerugian yang harus ditanggung akibat bencana. Semakin tidak siap semakin besar kerugiannya," ujar Jokowi sebagaimana dilansir dari YouTube Sekretariat Presiden.
"Oleh karena itu, dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction kali ini pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana, termasuk menghadapi pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan," kata dia.
Pertama, dunia harus memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana, pendidikan aman bencana, serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis.
Kedua, setiap negara harus berinvestasi dalam sains teknologi dan inovasi, termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi.
Menurut Jokowi, akses pendanaan merupakan isu penting yang harus ditangani secara serius.
"Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama serta penggunaan dana pembangunan di tingkat desa melalui dana desa untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan," ujar Jokowi.
Ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim.
Menurut dia, selain mitigasi infrastruktur fisik seperti dam, pemecah ombak, waduk dan tanggul, infrastruktur hijau, seperti hutan mangrove, cemara udang di pantai, dan vetiver untuk anti-longsor serta pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur.
"Perlindungan pada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius," kata Jokowi.
Keempat, dunia harus berkomitmen untuk mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal.
Kerangka Kerja Sendai, Kesepakatan Paris, dan SDG's merupakan persetujuan internasional yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim.
"Saya mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh untuk mengimplementasikannya. Pengurangan risiko bencana adalah investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan. Karena itu kami menegaskan komitmen Indonesia untuk melaksanakan Kerangka Kerja Sendai serta komitmen internasional lainnya," kata Jokowi.
Kepala Negara mengatakan, Indonesia juga siap berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mitigasi bencana.
Sebagai negara rawan bencana, Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia.
"Tapi Indonesia juga ingin, sangat ingin belajar dari pengalaman internasional," ucap Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/25/13284331/jokowi-tawarkan-4-konsep-resiliensi-hadapi-risiko-bencana-dunia