JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kini terus menjadi sorotan. Teka-teki tentang siapa sosok yang bakal diusung sebagai bakal calon presiden semakin kencang berembus setelah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Minggu (15/5/2022) pekan lalu.
Dalam pertemuan itu, Airlangga menyampaikan Koalisi Indonesia Bersatu sampai saat ini masih membuka peluang bagi siapa pun untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Artinya koalisi tentu terbuka terhadap perkembangan-perkembangan yang ada. Seluruhnya akan kami bahas secara bersama, secara kolektif,” ujar Airlangga saat bertemu di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2022).
“Kami Partai Golkar mengapresiasi capaian-capaian pak Gubernur, Kang Emil. Dan juga kami ingin menjaga supaya proyek yang sudah dibuatkan perpres (peraturan presiden) oleh pak presiden bisa dikawal sampai 2024 dan untuk mengawal ya tentu koalisi bisa mengakselerasi itu,” ucap Menteri Koordinator Perekonomian itu.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, menyatakan, belum ada pembahasan kemungkinan dirinya mendampingi Airlangga Hartarto dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, kemungkinan-kemungkinan tersebut akan dijawab dengan mudah menjelang pemilihan presiden tersebut.
“Belum sampai ke tahap itu (dampingi Airlangga), tapi kalau takdirnya sudah sampai ke situ itu pertanyaannya akan dijawab dengan mudah, kira-kira begitu,” ujar Emil
“Termasuk kalau nanti dimensi-dimensi politik yang mungkin tidak bisa dihitung dari sekarang ya,” ucap Emil.
Dari ketiga partai yang membentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Partai Golkar yang mempunyai modal paling besar.
Partai Golkar mendapatkan 85 kursi di parlemen atau setara dengan 14,7 persen dalam Pemilu 2019. Sedangkan perolehan total suara nasional Partai Golkar saat itu adalah 17.596.839 atau 12,57 persen.
Sementara itu, PAN mendapatkan 44 kursi di Senayan atau setara dengan 7,6 persen. Mereka mendapatkan 9.572.623 suara nasional yang sebanding dengan 6,84 persen.
Sedangkan PPP berada satu tingkat di bawah PAN dengan jumlah capaian 19 kursi di parlemen atau 3,3 persen.
Mengacu pada hal itu, Airlangga dan Partai Golkar mempunyai kekuatan lebih besar ketimbang PAN dan PPP dalam koalisi itu. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan apakah dari modal perolehan kursi di DPR itu maka akan mampu mendongkrak pamor Airlangga ketimbang para tokoh lain yang diprediksi akan meramaikan bursa Pilpres.
Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia pada rentang 14 sampai 19 April 2022, sosok Airlangga masik kalah populer dari Ridwan Kamil.
Menurut survei itu, dari 100 persen responden, 66 persen mengetahui sosok Emil. Dari tingkat ketertarikan, 89 persen responden menyatakan tertarik dengan sosok Emil.
Sedangkan untuk Airlangga, dari 100 persen responden, ada 35 persen yang menyatakan mengetahui sosoknya. Sedangkan dari segi ketertarikan, tercatat ada 67 persen responden yang suka dengan sosok Airlangga.
Hal itu menandakan sosok Airlangga masuk dalam radar masyarakat sebagai salah satu sosok bakal capres. Airlangga juga gencar menampakkan dirinya melalui baliho sampai spanduk meski masih menjabat sebagai Menko Perekonomian.
Survei itu dilakukan dengan tatap muka dengan sampel sebanyak 1,220 orang, dengan metode multistage random sampling.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, berpendapat Koalisi Indonesia Bersatu kemungkinan besar bakal mengusung capres dari kalangan luar atau eksternal. Sebab menurut dia, jika dipaksakan dari kalangan internal justru berpotensi merugikan karena belum memiliki figur bakal calon dengan elektabilitas menjanjikan.
"Pertemuan Ridwan Kamil dengan Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan seakan menguatkan kecenderungan itu," kata Bawono kepada Kompas.com, Senin (16/5/2022).
Selain itu, menurut dia Airlangga kemungkinan besar bakal didorong menjadi bakal calon wakil presiden untuk disandingkan dengan bakal calon presiden yang bakal ditetapkan kemudian. Alasannya lagi-lagi karena Partai Golkar punya pengaruh lebih besar di parlemen berkaca dari hasil Pemilu 2019.
"Kalau koalisi ini terus bertahan hingga pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden di pertengahan tahun depan maka posisi cawapres besar kemungkinan ditempati oleh Airlangga Hartarto," ujar Bawono.
"Dibandingkan Suharso Monoarfa (Ketua Umum PPP) dan ZulHas (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan), nama AH masih lebih baik secara elektabilitas," ucap Bawono.
(Penulis : Irfan Kamil, Tatang Guritno | Editor : Bagus Santosa)
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/17/06060001/arah-koalisi-baru-dan-prediksi-airlangga-bakal-berujung-jadi-cawapres