Ia mengatakan, 13 dari 18 pasien mengalami demam, 10 orang di antaranya mual, 9 orang di antaranya muntah, 9 orang lainnya mengeluhkan hilang nafsu makan.
"Malaise (lemah/lesu) (8), nyeri bagian perut (7), Arthalgia (5), kulit ikterik (4), gatal (2), urin seperti teh (1), perubahan warna feses (1), sesak napas tidak ditemukan dalam penyakit ini," kata Syahril dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (13/5/2022).
Syahril mengatakan, 18 kasus tersebut terdeteksi di tujuh provinsi yaitu Sumatera Barat (1), Sumatera Utara (1), Kepulauan Bangka Belitung (1), DKI Jakarta (12), Jawa Barat (1), Jawa Timur (1), dan Kalimantan Timur (1).
"Dari 18 kasus itu, ada sembilan yang laki-laki, perempuan delapan dan satu lagi dalam proses verifikasi," ujarnya.
Syahril mengatakan, 18 kasus tersebut terdiri dari sembilan kasus pending klasifikasi, tujuh kasus disingkirkan/discarded, satu kasus probable dan satu kasus dalam proses verifikasi.
Ia menjelaskan, tujuh kasus kasus disingkirkan/discarded dari Hepatitis Akut karena diketahui terpapar Hepatitis A, Hepatitis B, Tifoid, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan usia di atas 16 tahun.
"Kemudian dari 18 kasus ini, pasien yang meninggal tujuh orang dan hidup 11 orang," ujarnya.
Lebih lanjut, Syahril mengatakan, dari segi usia pasien didominasi anak usia 5-9 tahun sebanyak 6 orang, usia 10-14 tahun sebanyak 4 orang, usia 0-4 tahun sebanyak 4 orang dan usia 15-20 tahun sebanyak 4 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/13/16421691/ini-gejala-terbanyak-pada-kasus-diduga-hepatitis-akut-di-indonesia