Salin Artikel

Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Unggul Tipis dari Ganjar, Disusul Anies Baswedan

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia menunjukan ada 33 nama calon presiden yang memiliki elektabilitas dominan dalam simulasi terbuka.

Nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berada di urutan teratas dengan 21,9 persen, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebesar 19,8 persen.

"Kalau menurut publik berdasarkan simulasi 33 nama ini memang tidak ada nama calon yang dominan. Bahkan, nama Pak Prabowo keunggulannya itu tidak signifikan dibanding Ganjar Pranowo," ujar Direktur Eksekutif Indikator, Burhanudin Muhtadi dalam rilis survei, Minggu (4/3/2022).

"Jadi beliau (Prabowo) hanya dapat 21,9 persen, Ganjar Pranowo 19,8 persen," urainya.

Adapun nama-nama calon presiden yang berada di bawah Ganjar yakni Anies Baswedan dengan 16,4 persen; Agus Harimurti Yudhoyono dengan 5,4 persen dan Ridwan Kamil dengan 5,3 persen.

Selain itu, ada nama Sandiaga Salahuddin Uno 4 persen; Khofifah Indar Parawansa 2,1 persen; Tri Rismaharini 1,7 persen; Susi Pujiastuti dan KH Ma'ruf Amin yang berada di 1,3 persen serta Erick Thohir 1,2 persen.

"Anies cukup kompetitif 16,4 persen, yaitu 3 teratas," papar Burhanudin.

Lebih lanjut, nama-nama lain berada di bawa 1 persen adalah Puan Maharani; Gatot Nurmantyo; M Mahfud MD; Hary Tanoesoedibjo; Sri Mulyani Indrawati; Andika Perkasa; Airlangga Hartarto; Ust Abdul Somad dan Habib Rizieq Shihab.

Kemudian Surya Paloh; Muhaimin Iskandar; Ahmad Syaikhu; Nadiem Makarim; Bambang Soesatyo; Salim Segaf Al-Jufri; Tito Karnavian; Suharso Monoarfa; Dudung Abdurachman; Budi Gunawan; Moeldoko; Zulkifli Hasan dan La Nyalla Mattalitti.

Sementara itu, sebanyak 1,3 persen menjawab nama-nama lain dan 11,3 persen lain tidak tahu dan tidak menjawab.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar +- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/03/22192261/survei-indikator-elektabilitas-prabowo-unggul-tipis-dari-ganjar-disusul

Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke