JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang ratapan seorang prajurit dalam persidangan militer terhadap tiga tentara yang menabrak dan membuang jasad pasangan sejoli Handi Saputra dan Salsabila di Nagreg, Jawa Barat beberapa waktu lalu menjadi yang terpopuler pada Selasa (15/3/2022) kemarin.
Selain itu, berita tentang analisis budayawan tentang makna dan harapan dalam proses Kendi Nusantara yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di titik nol kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga menjadi berita terpopuler kedua kemarin.
1. Berulang Kali Memohon ke Kolonel Priyanto, Kopda Andreas: Saya Punya Anak-Istri, kalau Ada Apa-apa Nanti Gimana...
Salah satu anak buah Kolonel Priyanto, terdakwa kasus pembunuhan sejoli Handi Saputra dan Salsabila, Kopda Andreas Dwi Atmoko, menangis dalam persidangan di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Pria asal Kebumen, Jawa Tengah, itu tak mampu menahan air mata di hadapan majelis hakim ketika menjelaskan apa yang terjadi setelah peristiwa penabrakan terhadap Handi Saputra dan Salsabila di Nagreg, Jawa Barat.
Saat itu, Andreas memohon kepada Kolonel Priyanto agar kedua korban dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Namun, keinginan tersebut ditolak lantaran Kolonel Priyanto berniat membuang tubuh kedua korban ke sungai di wilayah Jawa Tengah. Mendengar niatan tersebut, Andreas pun syok karena takut tertimpa masalah di kemudian hari.
“Karena saya punya anak dan istri, kalau ada apa-apa, nanti gimana keluarga saya,” terang Andreas sembari mengusap air matanya di hadapan majelis hakim.
Selama perjalanan ke Jawa Tengah itu, Andreas telah berulang kali memohon kepada Kolonel Priyanto untuk memutar balik kendaraan menuju puskesmas agar kedua korban mendapatkan perawatan.
Namun, permohonan itu tetap ditolak. Bahkan, Kolonel Priyanto meminta dirinya tidak cengeng meratapi peristiwa yang tekah terjadi.
“Saya sudah memohon. ‘Kamu enggak usah cengeng, saya sudah pernah mengebom (rumah) tidak ketahuan. Tentara enggak usah cengeng’,” ungkap Andreas menirukan pernyataan Kolonel Priyanto ketika dalam perjalanan menuju Jawa Tengah.
Ketika perjalanan menuju Jawa Tengah, Andreas juga menerangkan bahwa Kolonel Priyanto mencari sungai melalui Google Maps untuk membuang tubuh kedua korban. “Mencari sungai untuk membuang kedua korban,” katanya.
2. Lewat Ritual Kendi Nusantara, Jokowi Dinilai Ingin IKN Jadi Kota yang Hidup dan Menghidupi
Ritual Kendi Nusantara yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama seluruh gubernur se-Indonesia dinilai sebagai simbol harapan terhadap ibu kota negara baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Budayawan Irfan Afifi menilai, keputusan Jokowi menggelar ritual Kendi Nusantara di Ibu Kota Negara (IKN) punya filosofi yang cukup mendalam.
"Air itu sumber hidup. Jika dikucurkan air atas proses tertentu, ia bermakna doa dan harapan akan hal atau sesuatu yang hidup," ujar Irfan saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/3/2022) malam. "Agar IKN menjadi kota yang hidup dan menghidupi. Hidup sejahtera lahir-batin," tambahnya.
Dalam ritual kendi yang dilakukan hari ini di titik nol IKN Nusantara, 34 gubernur diminta membawa 1 liter air dan 2 kilogram tanah dari daerah masing-masing.
Air dan tanah tersebut disatukan dalam kendi besar yang disebut bejana Nusantara.
Bejana Nusantara ini kemudian diletakkan dekat titik nol IKN Nusantara yang menjadi simbol titik awal pembangunan IKN Nusantara.
"Kendi itu kan yang bikin seolah-olah airnya masih berada di alam. Seolah-olah airnya masih alami. Alami ini kemudian dialirkan," ucap Irfan.
Pendiri Yayasan Langgar ini mengatakan, air dan tanah yang ada di dalam bejana hanyalah sebuah simbol. Dalam budaya Jawa, menurut Irfan, simbol air sebagai sumber kehidupan biasa dilengkapi dengan cara pengucuran dari kendi.
"Dan bukan hanya dilakukan Pak Jokowi. Semua orang Jawa lama pasti melakukan. Itu kayak nalar pengetahuan lama. Kayak krentek (hasrat) hati, doa, yang kemudian diwujudkan lewat simbol," jelas dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/16/05310011/-populer-nasional-anak-buah-kolonel-priyanto-menangis-di-sidang-harapan