Salin Artikel

Tangkal Serangan Siber, Pemerintah Diminta Waspadai Ancaman Ransomware

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan Pemerintah harus meningkatkan ketahanan di bidang siber karena ancaman yang muncul saat ini mengarah ke penyusupan perangkat perusak yang dirancang untuk memeras pemilik data (ransomware atau extortionware). Hal itu dia sampaikan menanggapi pernyataan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait penanganan ancaman siber.

"Soal respon terhadap ancaman sekuriti, mungkin perlu disesuaikan dengan lansekap ancaman hari ini," kata Alfons kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Menurut Kepala BSSN Hinsa Siburian, dalam jumpa pers yang dihelat di bilangan Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Senin (7/3/2022) kemarin, mereka saat ini sudah melakukan sejumlah langkah teknis untuk memperkuat keamanan bidang siber. Beberapa di antaranya termasuk pelaksanaan information technology security assessment (ITSA) dan juga penguatan sistem elektronik melalui penerapan kriptografi.

Selain itu, kata Hinsa, BSSN juga memasang sensor honeynet dan analisis malware, optimalisasi cakupan monitoring NSOC, dan membentuk tim respon insiden keamanan siber (CSIRT).

Menurut Alfons, penggunaan sensor honeynet, NSOC, dan CSIRT bisa membantu. Namun, perkembangan serangan siber saat ini sudah berkembang ke ransomware dan extortionware.

"Jadi perlu ditingkatkan perlindungannya di mana kalau menghadapi ransomware kita atasi dengan backup terpisah, tetapi kalau extortionware ya percuma karena kalau tidak bayar data kita disebar," ujar Alfons.

Salah satu jalan keluar yang menurut Alfons harus dipertimbangkan Pemerintah terkait serangan perangkat perusak pemerasan adalah Data Loss Prevention. Yakni jika sebuah data berhasil disalin keluar komputer maka otomatis terenkripsi (tersandi) dan tidak bisa dibaca.

Menurut paparan Badan Siber Sandi Negara (BSSN), sepanjang 2021 terdapat sekitar 1,6 miliar serangan siber. Hinsa mengatakan, data itu diperoleh dari hasil pemantauan dan identifikasi potensi serangan siber selama 24 jam penuh setiap hari. Pemantauan dan identifikasi itu dilakukan oleh BSSN melalui National Security Operation Centre (NSOC).

Hinsa mengatakan, jenis serangan siber terbanyak yang tercatat oleh BSSN adalah malware (perangkat perusak), trojan activity, dan information gathering (pengumpulan informasi untuk mencari celah keamanan).

Menurut Alfons, upaya BSSN menangkal 1.6 miliar serangan malware secara teknis cukup realistis. Akan tetapi, dia mengatakan Pemerintah harus mewaspadai kemungkinan malware itu berhasil menginfeksi sebuah komputer dalam sebuah sistem.

"Satu malware yang berhasil menginfeksi suatu sistem akan secara otomatis melakukan scanning pada ribuan komputer lain di dalam jaringan yang bisa diaksesnya. Ini yang membuat usaha infeksi malware sangat tinggi, terlepas dari keberhasilannya," ucap Alfons.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/08/18180011/tangkal-serangan-siber-pemerintah-diminta-waspadai-ancaman-ransomware

Terkini Lainnya

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke