Budi mengatakan, penelitian tersebut dilakukan menyusul Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat (AS) atau FDA menyetujui penggunaan setengah dosis vaksin Moderna sebagai booster.
Saat ini, kata Budi, peneliti di Indonesia yang terdiri dari ITAGI, Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian terkait vaksin Moderna setengah dosis tersebut.
"Itu (rekomendasi FDA) juga sudah di-endorse oleh BPOM sebaiknya Moderna itu dikasihnya setengah dosis. Nah, kita sekarang sedang tes dengan peneliti dari ITAGI, beberapa orang profesor dari UI, Unpad, UGM untuk meneliti mengenai efektivitas booster, mungkin hasilnya akan keluar finalnya 10 Januari," kata Budi dalam diskusi yang disiarkan kanal YouTube Tempodot co, Selasa (28/12/2021).
Budi mengatakan, jika BPOM, ITAGI dan para peneliti dari sejumlah perguruan tinggi tersebut memberikan persetujuan penggunaan setengah dosis vaksin Moderna dan Pfizer, maka kebutuhan vaksin untuk booster bisa diperoleh dari donasi yang telah diterima pemerintah.
"Kalau nanti BPOM juga konfirmasi, kita boleh pakai setengah dosis untuk Pfizer dan Moderna sebagai booster, itu kemungkinan kita bisa menghemat anggaran vaksin buat pemerintah tahun depan karena semua boosternya bisa diperoleh dari donasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, vaksinasi dosis ketiga atau booster rencananya akan diberikan kepada 30 persen dari total populasi.
"Jadi kita akan dapat 27 Juta orang ekuivalen sekitar 54 juta dosis vaksin karena setengah dosis kita bisa suntik 100 juta lebih dan itu cukup dengan kebutuhan yang ada," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/28/11215701/menkes-vaksin-moderna-dan-pfizer-setengah-dosis-untuk-booster-sedang