Salin Artikel

Pimpinan Sebut 1.291 Perkara Korupsi Ditindak KPK sejak 2004 hingga Juni 2021

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango mengatakan, sejak 2004 hingga Juni 2021, sudah 1.291 perkara tindak pidana korupsi yang diproses oleh Komisi Antirasuah.

Dari angka tersebut, terdapat 22 orang gubernur yang sudah ditindak oleh KPK.

"Dari data yang dimiliki komisi pemberantasan korupsi di tahun 2004 sampai dengan bulan Juni 2021, KPK paling tidak telah memproses pelaku tindak pidana korupsi sebanyak 1.291 perkara kasus," kata Nawawi dalam kegiatan Bimbingan Teknis Anti Korupsi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang disiarkan melalui YouTube, Selasa (28/9/2021).

Selain gubernur, imbuh dia, ada 133 bupati/walikota dan 281 anggota DPR dan DPRD yang dipilih masyarakat melalui proses pemilihan umum yang telah ditindak KPK.

"Modus terbanyak adalah penyuapan dengan pengadaan barang dan jasa," ujarnya.

Banyaknya pejabat publik yang ditindak, kata Nawawi, membuat KPK melakukan sejumlah strategi untuk mengatasinya, mulai dari pendidikan kepada masyarakat, pencegahan, serta perbaikan terhadap sistem yang ada, baik yang berlaku pada instansi maupun organisasi lainnya.

"Dengan harapan pelaku tidak bisa lagi melakukan tindak pidana korupsi karena sistemnya telah terbangun," ungkap dia.

Sementara, strategi yang ketiga adalah penindakan yang dilakukan melalui kegiatan penyelidikan, penyidikan serta dalam bentuk operasi tangkap tangan (OTT).

"Yang diharapkan akan menimbulkan efek jera bagi pelakunya. Dan masyarakat lainnya tidak melakukannya," ucap Nawawi.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/28/10530051/pimpinan-sebut-1291-perkara-korupsi-ditindak-kpk-sejak-2004-hingga-juni-2021

Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke