Salin Artikel

Bima Arya Harap Pelaksanaan Vaksinasi dan Distribusi Vaksin dari Pusat Disinkronkan dengan Pemda

Bima mengatakan, pemerintah baik pusat dan daerah harus sinkron agar proses vaksinasi Covid-19 berjalan dengan baik.

"Kita ingat ada satu tulisan yang tersebar di Whatsapp Group tentang praktis dan simplenya vaksin di Amerika, nah hari ini itu yang kita atur bagaimana semua hal sinkron," ungkap Bima dalam rilis survei virtual yang diadakan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Minggu (18/7/2021).

Bima menuturkan, saat ini pemerintah daerah dan pusat masih belum sinkron dalam menjalankan proses vaksinasi untuk masyarakat.

Ia mencontohkan ketidaksinkronan itu dengan apa yang terjadi di Kota Bogor.

Saat itu, lanjut Bima, pemerintah pusat membuka pendaftaran vaksinasi Covid-19 melalui aplikasi Peduli Lindungi.

Namun, masyarakat yang sudah mendaftar di aplikasi itu dan memiliki tiket antrian merasa berhak mendapatkan vaksin Covid-19 di lokasi mana pun di Kota Bogor.

"Sedangkan pemerintah daerah sudah punya skema vaksin di sentral A jam sekian sampai jam sekian, jadi orang yang datang dengan aplikasi Peduli Lindungi ini yang menyebabkan persoalan di lapangan, nah ini harus sinkron," jelasnya.

Selain itu Bima juga meminta agar priorias vaksinasi yang diberikan pemerintah pusat ke daerah berjalan selaras dan terkoordinasi dengan baik.

Dalam pandangan Bima, pemerintah pusat kerap meminta pemerintah daerah berpindah-pindah fokus dalam program vaksinasi Covid-19.

"Contohnya awal-awal Pemda disuruh fokus pada pelayanan publik, belum selesai diminta bergeser pada pra lansia diatas 50 tahun, belum selesai fokus di situ, kita diminta bergeser ke kelompok komunal tertutup seperti rusunawa, pesantren, lapas, asrama dan lain sebagainya, belum selesai diminta bergeser fokus ke anak-anak dan remaja," tutur dia.

Terakhir, persoalan yang mesti diselesaikan menurut Bima adalah soal distribusi vaksin.

Saat ini, untuk mempercepat pembentukan herd immunity, pemerintah pusat melibatkan lebih banyak pihak untuk memberikan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat.

Bima menilai, pemerintah pusat mesti mempersiapkan prosesnya dengan serius dan menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah.

"Persoalan di lapangan adalah sekarang ini distribusi vaksin tidak lagi ke pemerintah kota atau daerah, enggak lagi ke Dinas Kesehatan, tapi langsung ada yang ke TNI, Polri, ormas. Saya kira bagus untuk memperluas jangkauan penerima vaksin tapi persoalannya tenaga kesehatannya kan dari kita (pemerintah daerah)," sebut dia.

"Jadi ini kalau tidak disiapkan dengan serius tidak akan memperluas cakupan vaksin atau bahkan tidak akan mempercepat," sambung Bima

Ia mengaku saat ini pihaknya tidak mengetahui kapan vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat akan didistribusikan ke masyarakat.

Maka Bima berharap pemerintah pusat segera menentukan tahapan dan target yang jelas serta timeline pemberian vaksin.

"Yang kira perlukan sekarang adalah tahapan yang jelas, target-target yang terukur beserta timelinenya, jadi sekarang kita tahu, Sinovac sekian juta, Moderna sekian juta dan ada yang lain. Kita butuh kejelasan alokasi ke daerah kapan datang, berapa banyak dan lain sebagainya," imbuhnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/18/18092711/bima-arya-harap-pelaksanaan-vaksinasi-dan-distribusi-vaksin-dari-pusat

Terkini Lainnya

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke