Salin Artikel

Khawatir Corona Varian Baru Tetap Masuk, Pimpinan Komisi V DPR Usulkan Perjalanan Internasional Selama PPKM Darurat Ditutup

Ia menilai, melihat kondisi negara saat ini yang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 ditambah varian baru virus corona yang masuk, pemerintah perlu mengambil kebijakan tersebut.

Syarief menilai, dengan kondisi seperti ini, pembatasan hanya untuk negara-negara tertentu masih berpotensi tetap memunculkan masuknya varian baru tersebut ke Indonesia.

"Sebab saya kira begini, varian ini bisa berpindah-pindah. Maka untuk sementara, dari luar itu tutup dulu selama PPKM Darurat," kata Syarief saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/7/2021).

Politisi Partai Nasdem itu mengatakan, ketika pintu perjalanan internasional ditutup seluruhnya, pemerintah tetap harus menguatkan program-program seperti 3T yaitu testing, tracing, dan treatment.

Terkhusus, Syarief meminta pemerintah melakukan peningkatan tracing di masyarakat selama PPKM Darurat.

"Sementara pintu perjalanan ditutup, pemerintah supaya tinggal men-tracing yang di dalam negeri saja," ujarnya.

Ia tak memungkiri, adanya Warga Negara Asing (WNA) yang tetap diperbolehkan masuk selama PPKM Darurat menimbulkan kecemburuan di masyarakat.

Bahkan, menurutnya muncul isu-isu yang juga termakan di berbagai lapisan masyarakat soal masuknya WNA di tengah PPKM Darurat.

Oleh karena itu, menutup pintu perbatasan dinilai sebagai kunci menanggulangi kondisi psikologis masyarakat yang mempertanyakan kebijakan pemerintah.

"Karena terus terang saja, masyarakat kita ini belum bisa, masih terbawa atau termakan isu-isu, bukan hanya dari menengah ke bawah, menengah ke atas juga saya kira. Sehingga hal-hal seperti, 'kok dari luar boleh masuk, sedangkan kita malah ditahan'. Ini belum sampai, kita menyambungkannya kepada masyarakat secara menyeluruh," tutur dia.

"Kita belum sampai untuk menyambungkan itu kepada mereka secara keseluruhan. Pesan ini belum sampai kepada seluruh lapisan masyarakat. Padahal ini untuk kepentingan bersama," tambah dia.

Kendati demikian, ia juga menekankan bahwa kebijakan pemerintah harus diiringi dengan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya, kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat harus berjalan bersamaan karena masalah pandemi merupakan persoalan bersama.

"Jadi tidak hanya dari pemerintah, seharusnya rakyat secara bersatu mengatasi persoalan itu. Seperti termasuk melaksanakan prokes. Tapi karena kondisi kita seperti ini, ya harus disadarkan dulu bahwa kita (pemerintah) ini tegas," ucap Syarief.

Ketegasan pemerintah, menurut dia, diperlukan dalam mengambil setiap kebijakan di tengah pandemi.

Sehingga, masyarakat nantinya dapat memahami apa tujuan dari setiap kebijakan yang diputuskan pemerintah untuk penanganan Covid-19.

"Artinya sebuah komponen masyarakat bakal merasakan. Oh, ini pemerintah memang sudah sangat khawatir terhadap ini, sehingga memberlakukan hal-hal ini. Supaya ada pengertian yang sama antara masyarakat dan seluruh stakeholders yang ada termasuk pemerintah. Jika tidak, sulit mengatasinya," nilai Syarief.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/08/13562251/khawatir-corona-varian-baru-tetap-masuk-pimpinan-komisi-v-dpr-usulkan

Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke