Salin Artikel

Menurut Pengamat, Ini Dua Alasan Jokowi Tak Rombak Kabinet Besar-besaran

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, ada dua alasan yang membuat Presiden Joko Widodo tidak merombak Kabinet Indonesia Maju secara besar-besaran.

Pertama, kata Hendri, saat ini bukan momen yang tepat untuk merombak kabinet secara besar-besaran.

"Pertama memang hilalnya belum keliatan, waktu yang tepat itu belum keliatan," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Hendri menuturkan, ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi momen tersebut antara lain kondisi sumber daya manusia yang bersedia serta kesepakatan dengan partai politik.

Alasan kedua, Hendri menilai Jokowi belum selesai mengevaluasi para pembantunya sehingga reshuffle kabinet kali ini dilakukan terbatas.

"Jadi kalau evaluasinya sudah selesai pasti akan dilakukan reshuffle secara menyeluruh gitu," ujar dia.

Di samping itu, Hendri menyebut dua menteri yang baru dilantik yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mesti memanfaatkan kesempatan kedua yang diberikan oleh Jokowi.

"Saya rasa baik Mas Bahlil maupun Mas Nadiem harus memanfaatkan kesempatan kedua ini dengan menyajikan kejutan-kejutan dan terobosan bagi pemerintahan Pak Jokowi," kata Hendri.

Secara khusus, ia menyoroti kiprah Nadiem sebagai Mendikbud yang belum membuahkan hasil menonjol tetapi ditambah tugasnya dengan menangani sektor riset dan teknologi.

"Selama ini publik menunggu dan menganggap Mas Nadiem belum berhasil kemudian melaukan manuver politik ketemu Bu Mega, sekarang Pak Jokowi percaya, ya surprise us," kata dia.

Diketahui, dalam reshuffle kali ini Jokowi hanya melantik Nadiem sebagai Mendikbud-Ristek dan Bahlil sebagai Menteri Investasi.

Nadiem dan Bahlil sebetulnya bukan orang baru karena mulanya Nadiem menjabat sebagai Mendikbud dan Bahlil menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/29/06300041/menurut-pengamat-ini-dua-alasan-jokowi-tak-rombak-kabinet-besar-besaran

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke