Dalam investigasi ini, TNI AL berencana menggandeng pakar kapal selam dan ahli pembuat kapal selam.
"Kami investigasi tapi juga harus menghadirkan para pakar, bukan para pengamat. Para pakar kapal selam dan para pakar ahli pembuat kapal selam," ujar Asrena KSAL, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali dalam konferensi pers di Mabesal, Jakarta, Selasa (27/4/2021).
"Jadi itu ya. Bukan hanya pengamat sekadar pengamat," tuturnya.
Di samping itu, Ali menyatakan, sebelum tenggelam di perairan utara Bali, operasional KRI Nanggala-402 pada dasarnya masuk tergolong layak.
Menurut dia, batas waktu kelayakan operasional KRI Nanggala-402 baru berakhir pada September 2022.
"Jadi dari kelayakan kapal ini dinyatakan layak sampai dengan September 2022. Masih layak," ucap dia.
Kapal selam buatan Jerman pada 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).
Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.
Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggalam) di kedalaman 853 meter.
TNI kemudian menyatakan bahwa KRI Nanggala-402 dalam status on eternal patrol, dalam patroli abadi menjaga lautan Indonesia.
Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan.
Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/27/12315491/tni-al-enggan-libatkan-pengamat-dalam-investigasi-kri-nanggala-402
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan