Salin Artikel

Ada 751.270 Kasus Harian Covid-19 di Indonesia, Vaksinasi Mulai Pertengahan Januari

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir sepuluh bulan pandemi berjalan di Indonesia, belum ada tanda-tanda penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan.

Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah, sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Penambahan kasus harian Covid-19 berada pada angka 5.000 - 8.000 kasus setiap harinya.

Pemerintah melaporkan, hingga Jumat (1/1/2021), ada penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 8.072 kasus.

Dengan demikian, total kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 751.270 kasus.

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, sebanyak 8.072 kasus baru positif Covid-19 didapatkan dari pemeriksaan 40.785 spesimen dari 27.401 orang yang diambil sampelnya dalam periode 31 Desember 2020-1 Januari 2021.

Secara kumulatif, jumlah spesimen yang telah diperiksa yaitu 7.395.959 spesimen dari 4.940.146 orang.

Sementara itu, kasus baru positif Covid-19 tersebut tersebar di 34 provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.956 kasus baru.

Menyusul Jawa Barat sebanyak 1.504 kasus baru, Jawa Tengah sebanyak 897 kasus baru, Jawa Timur sebanyak 887 kasus baru, dan Sulawesi Selatan sebanyak 550 kasus baru.


Angka kesembuhan dan kematian bertambah

Meski kasus harian Covid-19 terus bertambah, angka kesembuhan pasien Covid juga bertambah 6.839 orang, sehingga total pasien sembuh kini 617.936 orang.

Akan tetapi, angka kematian akibat terjangkit Covid-19 masih terus bertambah 191 orang. Dengan demikian, pasien Covid-19 yang meninggal dunia menjadi 22.329 orang.


Vaksinasi pertengahan Januari

Presiden Joko Widodo memastikan program vaksinasi Covid-19 akan dilakukan pada pertengahan Januari 2021.

Jokowi mengatakan, pemerintah telah mengamankan sejumlah stok vaksin Covid-19 untuk diberikan secara gratis ke masyarakat.

"Tahun ini, pemerintah akan menggelar vaksinasi massal Covid-19. Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer," kata Jokowi melalui akun Twitter miliknya, @jokowi, Jumat (1/1/2021).

Adapun salah satu vaksin yang sudah tiba di Indonesia yaitu Sinovac yang didatangkan dari Cina. Pada 6 Desember 2020, telah tiba 1,2 juta dosis vaksin Sinovac di Tanah Air.

Kemudian, pada Kamis (31/12/2020), Sinovac kembali tiba di Indonesia. Kali ini, dalam jumlah yang lebih besar yakni 1,8 juta dosis.

Dengan demikian, terdapat 3 juta dosis vaksin Sinovac di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan, vaksinasi akan dilakukan secara bertahap.

Tahap pertama, untuk 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi di Tanah Air yang akan divaksin.

"Ini adalah garda terdepan, orang-orang yang paling penting di masa pandemi krisis Covid-19," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

Adapun setelah tenaga kesehatan divaksin, vaksinasi Covid-19 akan dilanjutkan kepada para petugas publik. Jumlahnya, kurang lebih 17,4 juta orang.

Selanjutnya, vaksin akan diberikan kepada penduduk lanjut usia di atas 60 tahun yang jumlahnya mencapai 21,5 juta orang.

"Sesudah itu nanti masyarakat normal akan mulai diimunisasi," ujar Budi.

Bertalian dengan vaksinasi, masyarakat dapat mengecek status mereka dalam program vaksinasi melalui aplikasi resmi pemerintah yakni, PeduliLindungi.

Aplikasi tersebut dapat diundah melalui Google Play Store bagi pengguna Android, atau App Store bagi pengguna IOS.

Selain melalui aplikasi, masyarakat dapat melakukan pengecekan status melalui situs https://pedulilindungi.id.

Melalui situs tersebut, masyarakat cukup memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) di bagian "periksa status NIK Anda dalam program vaksinasi di sini".

Pastikan untuk mengisi NIK yang sesuai dengan e-KTP. 

Setelah itu, akan muncul status apakah pemilik NIK termasuk sebagai calon penerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama atau tidak.

Dalam situs tersebut disebutkan, bagi tenaga kesehatan yang belum tercatat sebagai calon penerima vaksin tahap pertama, diminta untuk melengkapi data diri.

Data yang dimaksud berupa nama, NIK, alamat, nomor telepon, tipe tenaga kesehatan, dan dilengkapi dengan surat keterangan dari kepala fasilitas layanan kesehatan yang menerangkan status mereka sebagai tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan terkait.

Kelengkapan data tersebut dapat dikirimkan melalui surel vaksin@pedulilindungi.id.

Selain itu, dalam situs tersebut disebutkan, calon penerima vaksin Covid-19 akan mendapatkan SMS lagi dari PEDULI COVID untuk diarahkan melakukan registrasi ulang secara elektronik.

Registrasi ulang ini dapat dilakukan melalui 3 cara, yakni aplikasi PeduliLindungi, situs https://pedulilindungi.id, atau melalui panggilan ke *119#. 

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/02/07213961/ada-751270-kasus-harian-covid-19-di-indonesia-vaksinasi-mulai-pertengahan

Terkini Lainnya

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke