Salin Artikel

Jadi Ketum PPP, Suharso Janji Kembalikan Masa Jaya Partai Seperti Pemilu 1999

Suharso berjanji akan mengembalikan kejayaan partai di Pemilu 2024, seperti masa jaya pada Pemilu 1999.

"Insya Allah, PPP akan lolos dari parlementary threshold 2024. Insya Allah partai yang kita cintai ini akan kembali ke masa jayanya, dan ini hanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Itu yang bisa saya janjikan," kata Suharso yang terpilih berdasarkan hasil Muktamar IX yang diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12/2020) malam.

Suharso menuturkan, PPP berjaya pada Pemilu 1999. Saat itu, PPP mendapat suara sebanyak 11.395.000.

Pada Pemilu 2024, ia menargetkan suara PPP akan mencapai 11.395.001. Sebagai perbandingan, lanjut dia, suara tersebut akan lebih banyak dua kali lipat dari 2019.

"Pada tahun 2019 kita hanya mendapatkan 6,3 juta. Artinya kita akan mengejar dua kali lipat 2019. Target mengembalikan suara kita setidak-tidaknya satu suara di atas yang kita peroleh pada tahun 1999," tuturnya.

Lanjut dia, PPP akan terus melaksanakan kerja-kerja elektoral. Ia juga menyampaikan, besok dirinya bersama pimpinan DPR akan menggelar hasil survei nasional yang baru dilakukan beberapa waktu lalu.

Adapun survei nasional yang dilakukan Polmark Indonesia yang dipimpin Eep Saefulloh Fatah.

"Kita telah meneken kontrak kerja sama dengan Polmark Indonesia sampai dengan tahun 2024," imbuh dia.

Ia juga mengingatkan kepada seluruh kader bahwa hasil tidak akan pernah berkhianat dengan ikhtiar.

Untuk itu, Suharso mengajak para kader agar betul-betul berikhtiar. Ia percaya apabila hal tersebut dilakukan, maka tujuan bersama akan tercapai.

"Mari kita kumpulkan semua kelebihan-kelebihan kita yang ada dalam diri masing-masing. Kebolehan-kebolehan kita, kearifan-kearifan kita, kita satu padukan menjadi sebuah kekuatan untuk memenangkan Pemilu 2024," tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Muktamar IX Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2020 akhirnya memilih Suharso Monoarfa sebagai ketua umum periode 2020-2025 dan ketua tim Formatur.

Suharso ditetapkan sebagai Ketua Umum terpilih lantaran menjadi satu-satunya kader PPP yang mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum PPP.

Ketua Organizing Committee (OC) Muktamar IX PPP sekaligus pimpinan sidang Amir Uskara membacakan terpilihnya Suharso.

"Saudara doktor H. Suharso Monoarfa, MA dipilih sebagai ketua umum DPP PPP masa bakti 2021-2026 melalui sidang paripurna muktamar IX PPP," tutur Amir.

Pada kesempatan tersebut juga diumumkan nama-nama formatur DPP PPP. Pengumuman disampaikan langsung oleh Suharso.

Adapun nama-nama yang disebutkan di antaranya Mardiono yang akan mewakili para majelis. Mardiono juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Penasihat Presiden RI.

Kemudian, nama kedua adalah Wakil Ketua MPR yang juga Sekjen PPP Arsul Sani. Lalu nama ketiga dan keempat adalah Ketua Steering Committee (SC) Muktamar IX Ermalena dan Ketua Organizing Committee (OC) Muktamar IX PPP sekaligus pimpinan sidang Amir Uskara.

Sebelumnya, bursa calon ketua umum PPP mengerucut pada dua nama yaitu Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin dan Suharso Monarfa. Namun, Taj Yasin tak mendaftarkan diri dalam Muktamar IX.

https://nasional.kompas.com/read/2020/12/19/23100021/jadi-ketum-ppp-suharso-janji-kembalikan-masa-jaya-partai-seperti-pemilu-1999

Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke