Sebab saat ini, kata dia, kebanyakan yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang berat sehingga membuat recovery atau penyembuhan juga semakin sulit.
"Saya ingin masyarakat itu datang (berobat) sebelum kondisi belum parah. Kebanyakan waktu awal pandemi parno, batuk sedikit langsung berobat," ujar Gia dalam talkshow FMB9, Jumat (13/11/2020).
"Tapi sekarang, kondisi yang datang itu justru kondisi-kondisi yang sudah berat sehingga untuk recovery jadi memberatkan," lanjut Gia.
Gia mengatakan, apabila pasien datang di masa-masa awal terasa gejala, dahak akibat virus corona belum mengental terlalu parah.
Bahkan, kata dia, hanya dengan diberikan obat pengencer, dahak tidak akan menyumbat paru-paru sehingga tidak menjadi parah.
"Tapi kalau sekarang, sudah sesak-sesak baru datang ke IGD," kata dia.
Alasan masyarakat menunggu penyakitnya parah, kata Gia, bisa saja disebabkan karena takut didiagnosis Covid-19 hingga takut mengalami stigmatisasi.
Padahal, kata dia, jika datang berobat bukan dalam gejala yang berat merupakan hal krusial yang akan sangat membantu tingkat kesembuhan.
"Dari 100 persen pasien yang saya terima, hanya 5 persen yang kondisinya sangat-sangat berat sampai butuh ICU. Tapi 50 persen, gejalanya sedang sampai berat. 50 persen awal gejalanya tidak ada atau bahkan ringan-sedang. Kalau terdeteksi di situ, recovery-nya cepat," tutur Gia.
Oleh karena itu, ia pun berharap masyarakat bisa melakukan deteksi awal apabila merasakan gejala batuk hingga meriang untuk segera memeriksakan diri.
Bahkan yang paling mudah adalah dengan melakukan konsultasi online lewat telemedicine yang saat ini sudah banyak tersedia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/13/23572511/masyarakat-diminta-segera-berobat-jika-alami-gejala-covid-19