"Kondisi pandemi yang tidak menentu memberikan dampak psikologis bagi masyarakat. Menjaga kesehatan jiwa masyarakat merupakan peran kita semua," ujar Agus, dikutip dari siaran pers, Jumat (2/10/2020).
Ia mengatakan, saat ini perkembangan teknologi sudah memfasilitasi konsultasi dan pengobatan melalui telemedicine.
Hal tersebut pun dinilainya merupakan suatu kemajuan yang mendukung pendampingan psikososial kepada masyarakat di tengah pandemi ini.
Dengan demikian, dukungan dan kerja sama yang terjalin saat ini, diharapkannya dapat membantu meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
Utamanya adalah untuk meningkatkan imunitas di kala pandemi.
"Sehat jiwa dan raga merupakan kunci utama dalam beradaptasi saat pandemi Covid-19 ini, terutama ketika harus beradaptasi dengan tatanan kehidupan normal baru," kata dia.
Sementara itu, Guru Besar FIK UI Budi Anna Keliat mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, pemberitaan tentang Covid-19 dapat menimbulkan berbagai perasaan psikologis masyarakat.
Antara lain perasaan takut, cemas, khawatir, dan bahkan merasa terancam.
"Semuanya menimbulkan emosi dan pikiran negatif yang dapat meningkatkan produksi hormon kortisol sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh," kata dia.
Budi mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan kesehatan jiwa dan psikososial adalah dengan membangun spiritual positif.
Antara lain, bisa dilakukan dengan beribadah di rumah bersama anggota keluarga baik secara berjemaah maupun daring.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/02/11142731/kemenko-pmk-pandemi-covid-19-berikan-dampak-psikologis-masyarakat