Salin Artikel

Kasus Covid-19 Capai 160.165, Masyarakat Diingatkan Lagi untuk Jaga Jarak

Berdasarkan data milik pemerintah hingga Rabu (26/8/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan pasien yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 2.306 pasien dalam 24 jam terakhir.

Penambahan ini menyebabkan jumlah pasien Covid-19 terus melonjak. Total kasus Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 160.165 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Informasi ini disampaikan Satgas Covid-19 kepada wartawan pada Rabu sore. Data juga bisa diakses di situs covid19.go.id yang diperbarui tiap sore.

Sebanyak 2.306 kasus baru Covid-19 itu diketahui setelah pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 29.312 spesimen dalam sehari.

Selain itu, ada 20.520 orang yang diambil sampelnya dalam sehari untuk diperiksa spesimennya.

Secara akumulasi pemerintah sudah melakukan pemeriksaan 2.106.753 spesimen dari 1.212.468 orang yang diambil sampelnya.

Artinya, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Kasus baru pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 31 provinsi. Tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi.

Kelima provinsi itu yakni DKI Jakarta (713 kasus baru), Jawa Timur (331 kasus baru), Jawa Barat (178 kasus baru), Jawa Tengah (147 kasus baru) dan Sumatera Utara (137 kasus baru).

Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 485 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Selain itu, ada tiga provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Ketiga provinsi itu adalah Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.

Pasien sembuh dan meninggal dunia

Meski jumlah kasus terus bertambah, pemerintah juga memperlihatkan harapan dengan bertambahnya pasien yang sembuh.

Dalam sehari, diketahui ada 2.542 pasien Covid-19 yang sembuh dan dianggap tidak lagi terinfeksi virus corona.

Mereka dinyatakan sembuh berdasarkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Hal ini menyebabkan total pasien sembuh dan tidak lagi terinfeksi virus corona berjumlah 115.409 orang.

Kendati demikian, dalam periode 25-26 Agustus 2020, juga diketahui ada 86 pasien Covid-19 yang tutup usia.

Dengan begitu, total pasien Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 6.944 orang sejak pandemi berjalan.

Selain itu, pemerintah mencatat 77.056 suspek terkait Covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), suspek merupakan istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP).

Seseorang disebut suspek Covid-19 jika mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.

Istilah suspek juga merujuk pada orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.

Bisa juga, orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Tetap jaga jarak 

Melihat data pasien positif Covid-19 di Indonesia yang terus bertambah, masyarakat diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak aman saat bersosialisasi.

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Atik Choirul Hidajah mengatakan, setiap individu perlu menerapkan jaga jarak saat bersosialisasi di sekitar tempat tinggal mereka.

Tujuannya, memberi jarak fisik sehingga kerumunan yang rawan menjadi titik penularan Covid-19 tidak terjadi.

"Untuk menghindari risiko terpapar droplet dari orang di sekitar," ujar Atik sebagaimana dilansir dari siaran pers di laman covid19.co.id, Rabu (26/8/2020).

Ia juga mengatakan, dilihat dari libur panjang sampai dengan 23 Agustus, ada tren meningkatnya pergerakan masyarakat di sekitar rumah.

Atik menyebut, libur panjang seperti yang terjadi pekan lalu bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

Sebab, pergerakan masyarakat saat libur panjang terjadi secara luas.

“Ada tren kenaikan ekstrem pada HUT RI kemarin. Tren menunjukkan peningkatan risiko yang sangat besar (saat libur panjang). Perlu dibandingkan pola mobilitas ini dengan kenyataan,” kata Atik.

Karena itu, ia mengingatkan setiap orang untuk sadar akan pentingnya memutus rantai penularan Covid-19.

Jika tidak ada kesadaran untuk mencegah, kata Atik, penularan Covid-19 akan terus terjadi.

“Ini yang harus kita lakukan. Jika kita tidak patuh pada upaya tadi, maka risiko penularan yang akan terjadi,” ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/27/07285251/kasus-covid-19-capai-160165-masyarakat-diingatkan-lagi-untuk-jaga-jarak

Terkini Lainnya

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke