Hasto mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa basis legitimasi yang dimiliki pasangan yang diusung PDI-P itu kuat.
Hasto juga mengatakan, proses Pilkada dengan melawan kotak kosong adalah bagian dari demokrasi.
"Mahkamah Konstitusi telah mengatur, ketika ada kecenderungan orang menjadi calon tunggal karena basis legitimasinya cukup kuat, maka tetap masyarakat diberikan opsi kotak kosong. Jadi itu juga sebuah proses demokrasi yang sehat," kata Hasto dalam konferensi pers yang digelar PDI-P secara virtual, Jumat (24/7/2020).
Hasto mengatakan, salah satu bukti legitimasi yang kuat dari kandidat calon kepala daerah adalah bergabungnya partai lain untuk mendukung mereka di Pilkada 2020.
"Artinya kepemimpinannya diterima, sehingga partai yang lain memberikan dukungan," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, dukungan yang kuat bagi Gibran-Teguh di Pilkada Solo pada 2020 merupakan tantangan baru untuk menampilkan model kepemimpinan yang sesuai harapan rakyat.
"Justru dengan banyak dukungan itu, menunjukan sebagai tantangan untuk menampilkan suatu model kepemimpinan, yang benar-benar mewakili seluruh harapan masyarakat, di mana mereka berdua akan mewakilinya," pungkasnya.
Diberitakan, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin memprediksi Gibran-Teguh bisa menang mudah dalam pemilihan wali kota Solo 2020.
"Peluang dan kans Gibran-Teguh untuk menang sangat tinggi. Dan bahkan mungkin saja Gibran-Teguh akan lawan kotak kosong," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).
PDI-P saat ini menguasai DPRD Solo dengan 30 dari 45 kursi DPRD Solo.
Partai-partai lain berbagi 15 kursi. PKS mengantongi lima kursi, Gerindra, PAN dan Golkar masing-masing tiga kursi dan PSI satu kursi.
Ujang menilai dengan peta politik seperti itu, sulit untuk memunculkan calon lain.
"Apalagi partai-partai lain juga mulai merapat dan mendukung Gibran," kata Ujang.
Sesuai mekanisme KPU, jika hanya ada calon tunggal, maka calon tersebut akan bertarung dengan kotak kosong.
Ujang meyakini skenario Gibran-Teguh melawan kotak kosong ini kemungkinan besar terjadi.
"Atau ada lawan, tapi cuma boneka. Diumunculkan hanya untuk meramaikan," kata dia.
Ujang menilai, sulit untuk memunculkan calon yang memang nekat ingin melawan Gibran-Teguh.
Sebab, selain menguasai mayoritas kursi parlemen lokal, Gibran juga merupakan putra Presiden Joko Widodo yang dua periode menjadi wali kota Solo.
"Gibran itu dipersiapkan untuk maju Cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga Presiden," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/24/20015321/gibran-teguh-diprediksi-lawan-kotak-kosong-sekjen-pdi-p-itu-proses-demokrasi