Menurut Muhadjir, banyaknya kasus kematian tenaga kesehatan akibat Covid-19 disebabkan mereka kurang patuh dalam mengenakan APD sesuai standar operasioal prosedur (SOP).
Padahal, para tenaga kesehatan itu merupakan orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien, bahkan dengan pengunjung fasilitas kesehatan yang tidak diketahui telah terpapar Covid-19 atau belum.
"Persoalannya saat ini bukan lagi tidak ada APD, tapi kepatuhan dokter dan tenaga kesehatan untuk menggunakan APD secara optimal sesuai standar," ujar Muhadjir saat memimpin Rapat Koordinasi bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Surabaya, Jawa Timur kemarin, dikutip dari siaran pers, Jumat (17/7/2020).
Ia mengatakan, hal tersebut harus diperhatikan betul-betul supaya tenaga kesehatan tidak lagi menjadi korban virus SARS-CoV-2 itu, terutama di Jawa Timur.
Angka kematian atau fatalitas akibat Covid-19 di Jawa Timur merupakan yang tertinggi secara nasional.
Kasus kematian tersebut umumnya didominasi oleh tiga kelompok rentan, yaitu tenaga kesehatan, masyarakat penderita komorbid, dan lanjut usia.
"Kita tidak bisa mengatasi Covid-19 ini sendiri, tetapi harus melibatkan semua pihak. Oleh karena itu, IDI agar bisa memberikan advokasi besar-besaran terutama untuk melindungi mereka yang rentan," kata Muhadjir.
Ia mengatakan, selain tenaga kesehatan, tingginya fatalitas penderita penyakit dengan komorbid seperti hipertensi, jantung, dan diabetes pun harus diwaspadai.
Sosialisasi kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan demi menjaga mereka yang rentan termasuk para lansia agar tidak terpapar.
Sebab, kata dia, kepatuhan dan pendisiplinan masyarakat menjadi kunci dalam penanganan Covid-19.
"Di Jawa Timur ini saya rasa masih bisa ditingkatkan keterlibatan dokter untuk ikut menyosialisasikan kepada masyarakat," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/17/12184001/muhadjir-persoalannya-bukan-lagi-tak-ada-apd-tetapi-kepatuhan-tenaga