Ia meminta ASEAN solid dalam mematuhi dan menghormati United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) sebagai acuan hukum internasional dalam menyikapi konflik di Laut China Selatan.
"Mengenai nine dash line, Indonesia menyampaikan bahwa ASEAN penting untuk menunjukkan soliditas mengenai penghormatan prinsip-prinsip hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 termasuk lagi mekanisme yang diatur di dalam PCA (Permanent Court of Arbitration)," kata Retno melalui video conference, Rabu (24/6/2020).
Selain itu, Retno mengatakan, Indonesia meminta perundingan code of conduct (COC) terkait konflik Laut China Selatan yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19 dilanjutkan.
Retno meyakini melalui perundingan tersebut akan ditemukan jalan tengah untuk menciptakan stabilitas situasi keamanan regional.
"Dan mengenai rivalitas antara kekuatan besar di Laut China Selatan, dalam hal ini Indonesia menyampaikan bahwa penting bagi ASEAN untuk terus mengirimkan pesan kepada semua pihak agar berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan," kata Retno.
"Kolaborasi dan kerja sama harus selalu dikedepankan. Bukan rivalitas," lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya, ketegangan antara AS dan China tengah kian meruncing di LCS belakangan ini.
Terbaru, militer AS bahkan menerjunkan tiga kapal induknya berbobot 100.000 ton di kawasan tersebut.
Ketiga kapal induk tersebut adalah USS Ronald Reagan, dan USS Theodore Roosevelt, dan USS Nimitz.
Dengan diterjunkannya ketiga kapal induk tersebut diprediksi akan membuat ketegangan AS dan China di LCS semakin memanas.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/24/18344101/ri-minta-asean-kompak-tolak-klaim-nine-dash-line-china