“Sampai saat ini, kita masih menemukan kasus antara 100-500 kasus per hari. Kalau kita melihat jumlah kasus ada 68.000 kasus demam berdarah seluruh Indonesia,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam siaran langsung di akun YouTube BNPB, Senin (22/6/2020).
Menurut dia, daerah yang mencatatkan kasus DBD tertinggi juga memiliki jumlah kasus Covid-19 yang tinggi.
Provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi antara lain Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Dari total kasus tersebut, sebanyak 346 orang di antaranya meninggal.
Nadia mengatakan, pasien yang meninggal kebanyakan tersebar di provinsi dengan jumlah kasus tertinggi.
“Sama kurang lebih gambarannya adalah provinsi-provinsi yang tadi, ada Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, yang merupakan juga kasus-kasus tertinggi akibat kematian,” ucap dia.
Berdasarkan catatannya, ada 439 dari 460 kabupaten/kota yang melaporkan kasus DBD juga memiliki kasus Covid-19. Hal itu disebut Nadia sebagai infeksi ganda.
Fenomena tersebut, kata Nadia, memungkinkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 juga berisiko terkena DBD.
“Karena pada prinsipnya sama, DB adalah suatu penyakit yang sampai sekarang juga belum ada obatnya, vaksinnya belum terlalu efektif,” ucap dia.
“Dan salah satu upaya untuk mencegahnya adalah kita menghindari gigitan nyamuk. Sama-sama virus ini,” kata Nadia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/22/12484951/kemenkes-ada-100-500-kasus-dbd-per-hari-di-indonesia