Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Habiburokhman menuturkan, Djoko Santoso meninggal setelah beberapa hari dirawat karena mengalami pendarahan di otak.
Djoko sempat menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) usai mengalami pendarahan di otak.
"Wafat pagi ini setelah beberapa hari dirawat pasca-pendarahan," kata Habiburokhman ketika dihubungi Kompas.com, Minggu.
Djoko merupakan Panglima TNI pada periode 2007-2010.
Semasa berseragam TNI, Djoko Santoso dianugerahi berbagai penghargaan Bintang Jasa atau Tanda Jasa. Di antaranya adalah Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Utama, dan Bintang Kartika Eka Paksi Utama.
Kemudian, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, dan Satyalencana Seroja.
Dia terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Gerindra sejak 2015 dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina.
Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun Kompas.com mengenai meninggalnya Djoko Santoso:
Bukan karena Covid-19
Pihak RSPAD Gatot Soebroto memastikan mendiang Djoko meninggal dunia bukan karena Covid-19 atau virus corona.
"Bukan akibat Covid-19," ujar Waka RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNI A Budi Sulistya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (10/5/20200.
Sebelumnya, Djoko yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-24 pada 2005-2007 menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto sejak Sabtu (2/5/2020).
Budi mengungkapkan, ia dirawat di ruang Cerebrovascular Intensive Care Unit Pav Kartika.
Panglima TNI pimpin pemakaman
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memimpin upacara pemakaman secara militer mantan Djoko di Tempat Pemakaman Umum (TPU) San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020).
Bertugas sebagai Inspektur Upacara (Irup), Panglima membacakan apel persada di depan pusara Djoko Santoso.
"Semoga jalan darma bakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri teladan bagi kita semua dan arwahnya mendapat tempat yang semestinya di alam baka," ucap Panglima sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Minggu sore.
Dalam prosesi pemakaman Djoko sendiri, petugas tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Dalam prosedur tetap upacara pemakaman militer, pasukan sendiri berjumlah satu kompi atau 120 personel.
Namun dengan adanya Covid-19, maka jumlahnya hanya 40 personel dengan jarak antara pasukan peserta upacara yaitu dua meter.
Bendera setengah tiang
Sementara itu, sebagai wujud penghormatan terakhir dan bel sungkawa atas meninggalnya mantan Panglima TNI ke-16 itu, TNI menyatakan berkabung dengan mengibarkan bendera setengah tiang.
Pengibaran bendera setengah tiang itu berlangsung selama tujuh hari yang dimulai 10 hingga 17 Mei di seluruh jajaran TNI di Indonesia.
"Seluruh satuan jajaran TNI/TNI Angkatan Darat mulai hari ini mengibarkan bendera setengah tiang," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Inf Nefra Firdaus dalam keterangan tertulis, Minggu (10/5/20200.
Almarhum yang juga dikenal sosok yang tegas dan penuh perhatian terhadap para prajurit itu meninggalkan seorang istri dan dua anak.
"(Almarhum) meninggalkan seorang istri yaitu Angky Retno Yudianti dan dua orang anak yaitu Andika Pandu Puragabaya dan Ardhya Pratiwi Setiowati," kata dia.
Djoko di mata Prabowo Subianto
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengenang almarhum sebagai sosok yang berintegritas tinggi.
Hal tersebut diungkapkan Juru bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Bagi Pak Prabowo, Pak Djoko Santoso adalah tipe prajurit sejati. Beliau orang yang lurus dan berintegritas tinggi, loyalitasnya sangat tinggi," ujar Dahnil, Minggu (10/5/2020).
Dahnil mengungkapkan, saat masih aktif menjadi prajurit TNI, Djoko juga dikenal sebagai salah satu bawahan Prabowo yang sangat berprestasi.
Djoko Santoso juga dikenal Prabowo sebagai sosok yang setia. Baik itu ketika masih di TNI maupun setelah pensiun dengan membesarkan bersama-sama Partai Gerindra.
"Beliau ikut membesarkan Partai Gerindra bersama tokoh lain, dan Pak Prabowo sangat mempercayai beliau dalam banyak hal," kata Dahnil.
Kesan Bamsoet
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo turut menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Djoko.
Bamsoet menyebut, lulusan akademi militer Magelang 1975 itu telah mengabdikan hidupnya pada berbagai bidang.
Tak hanya saat sebagai Panglima TNI, almarhum juga mengabdikan hidupnya pada bidang olahraga dengan menjadi Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) ke-11 pada 2008-2012 maupun di organisasi sosial lainnya.
Bamsoet menilai, selama berkarier di militer, Djoko sudah menunjukan dedikasi dan loyalitas sebagai prajurit dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
"Setelah pensiun, almarhum tetap berkiprah untuk bangsa dan negara melalui jalur politik membesarkan dan berjuang di Partai Gerindra sejak tahun 2015 hingga kini menutup mata," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/11/10530811/meninggalnya-djoko-santoso-bendera-setengah-tiang-hingga-kenangan-prabowo