"Besok saya akan mengerahkan nelayan-nelayan, sudah ada 470 nelayan dengan kapalnya yang mendaftar mau datang ke sana untuk meramaikan Natuna," ujar Mahfud di Kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Mahfud menjelaskan para nelayan yang mendaftar untuk dikerahkan ke Natuna berasal dari daerah Jawa.
Dia mengatakan, sebelumnya juga terdapat nelayan asal Makassar dan Maluku yang menghubunginya untuk turut serta dikerahkan ke Natuna.
"Itu baru dari daerah Jawa, daerah-daerah lain juga banyak yang sudah kontak, 'gimana caranya gabung ke sana?', kan ada Makassar, Maluku, macam macam," kata dia.
Terkait dengan fasilitas dan biaya operasi para nelayan, Mahfud menyebut sedang dibicarakan.
"Yang penting idenya dulu, kalau itunya nanti kan gampang," kata dia.
"Pokoknya itu akan jalan, yang penting sekarang soal biaya dan sebagainya, hari ini di sana (Natuna) sedang rapat lintas kementerian," jelas dia.
Sebelumnya, kapal pencari ikan dan coast guard milik China berlayar di kawasan perairan Natuna yang berdasarkan Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Pemerintah Indonesia mencoba jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan melayangkan nota protes terhadap China melalui Duta Besar yang ada di Jakarta.
Sementara itu, TNI dan Bakamla terus disiagakan di Perairan Natuna yang masuk dalam Provinsi Riau untuk memantau kondisi di sana.
Penjagaan ini dilakukan karena sejumlah kapal milik China masih ada di sana.
Adapun Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, melalui juru bicaranya, Dahnil Anzar, menyatakan, mengedepankan diplomasi damai untuk menyelesaikan persoalan ini dengan China.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/08/16352751/menko-polhukam-kerahkan-470-nelayan-ke-natuna