JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Pemerkosaan di Inggris yang dilakukan seorang WNI bernama Reynhard Sinaga menjadi perbincangan publik ketika vonis seumur hidup kepada pemuda tersebut dijatuhkan.
Dalam persidangan terakhir pada Senin (6/1/2020), hakim memutuskan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.
Pejabat dari unit kejahatan khusus, Kepolisian Manchester Raya, Mabs Hussain, menyebutkan, pemerkosaan berantai ini adalah "kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah hukum Inggris".
Berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), proses hukum atas kasus pemerkosaan tersebut berlangsung sejak 2017.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri ( Kemenlu) Judha Nugraha menyatakan, pihaknya memberikan pendampingan sejak kasus tersebut diproses oleh otoritas di Inggris pada 2017.
"Fungsi pendampingan kekonsuleran telah dilakukan demi memastikan yang bersangkutan mendapatkan hak-hak hukum sesuai peraturan yang berlaku di negara setempat," kata Judha melalui pesan singkat, Selasa (7/1/2020).
"KBRI London telah melakukan penanganan kasus WNI atas nama Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga sejak tahun 2017-2020," ujar dia.
Judha menambahkan, proses persidangan berlangsung dalam empat tahap.
Berdasarkan fakta persidangan selama empat tahap, Reynhard Sinaga telah dinyatakan terbukti bersalah atas 159 dakwaan dengan jumlah korban terkonfirmasi sebanyak 48 orang.
Reynhard Sinaga disebutkan melakukan tindak pemerkosaan ini di apartemennya di pusat kota Manchester.
Dengan berbagai cara, ia mengajak korban ke tempat tinggalnya dan membius mereka dengan obat yang dicampur minuman beralkohol. Sasaran Reynhard biasanya laki-laki yang sedang sendirian.
Sejumlah korban diperkosa berkali-kali oleh Reynhard dan difilmkan dengan menggunakan dua telepon selulernya, satu untuk jarak dekat dan satu dari jarak jauh.
"Dengan rincian tindak pemerkosaan sebanyak 136 kali, usaha untuk pemerkosaan sebanyak delapan kali, kekerasan seksual sebanyak 13 kali, dan kekerasan seksual dengan penetrasi sebanyak dua kali," kata Judha.
Respons PPI Inggris
Para mahasiswa Indonwsia yang menimba ilmu di Inggris pun turut menyikapi terkuaknya kasus tersebut.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia ( PPI) United Kingdom (UK) Stela Nau mengatakan bahwa para pelajar asal Indonesia tidak terdampak atas kasus Reynhard Sinaga yang membuat gempar seantero Inggris.
"Dampak langsung tidak ada sebenarnya, karena teman-teman kita, mahasiswa di sini tetap kuliah seperti biasa, tetap beraktivitas seperti biasa," ujar Stela saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Dia mengatakan, sejumlah surat kabar Inggris sempat menjadikan kasue Reynhard Sinaga terpampang di halaman muka pada hari lalu.
Hal itu terjadi lantaran kasus tersebut tergolong cukup besar dan sebelumnya tidak pernah terjadi di Inggris.
Di sisi lain, kasus tersebut juga menjadi perhatian tersendiri bagi pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Inggris.
Mengingat, keberadaan mereka secara tidak langsung representasi Indonesia.
Kendati demikian, Stela Nau menegaskan bahwa pelajar Indonesia tak mendapat dampak sosial dari kasus Reynhard Sinaga.
"Kalau dampak bahwa ini menganggu perkuliahan dan menjadi problem tersendiri bagi interaksi kita dengan masyarakat yang ada di sini maupun dengan kampus, tidak ada. Semuanya berjalan dengan normal, dengan lancar," ucap Stela.
Stela mengimbau, para pelajar yang tergabung dalam cabang PPI Inggris untuk saling menjaga dan saling merangkul agar kasus Reynhard tak terulang.
"Saling mengingatkan, saling merangkul supaya kasus kasus seperti Reynhard ini tidak terulang lagi dan kita jadi semakin kuat, semakin solid ke depan membawa nama Indonesia," ucap Stela.
Stela Nau mengatakan, kasus Reynhard Sinaga menjadi pelajaran bersama bagi pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Kita menjadikan kejadian ini menjadi peringatan bersama, jika dalam melaksanakan kegiatan ke depan, beraktivitas ke depan untuk lebih berhati-hati," ujar Stela saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Stela mengatakan, dari peristiwa Reynhard juga akan membuat ke depannya para pelajar Indonesia di Inggris akan saling mengingatkan dan merangkul satu sama lain.
"Ke depan kita hanya saling mengingatkan satu sama lain, saling merangkul," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/08/09191541/kasus-reynhard-sinaga-tindakan-kemenlu-hingga-respons-ppi-inggris