Salin Artikel

[POPULER DI KOMPASIANA] Kontroversi Nasionalisme Agnez Mo | Penghapusan UN | Anomali Honda Win 100

KOMPASIANA - Cuplikan tayangan Agnez Mo dalam wawancaranya pada program BUILD Series di New York, Amerika Serikat menuai kontroversi.

Dalam program tersebut, memang Agnez Mo bilang bahwa ia mengaku tidak memiliki darah Indonesia sama sekali, melainkan dia adalah keturunan Jerman, Jepang, dan China.

Sayangnya pesan tersebut dipahami secara tidak utuh alias melepas konteks yang diperbincangkan sehingga muncul anggapan bahwa Agnez Mo sama sekali tidak nasionalis.

Atas kontroversi tersebut Agnez Mo langsung membuat klarifikasi lewat media sosial kalau ia tumbuh dalam budaya yang beragam.

"Saya tumbuh dalam budaya yang beragam. Inklusi budaya adalah yang saya pilih. Bhinneka Tunggal Ika berarti bersatu dalam keberagaman. Saya menyukai ketika saya bisa berbagi sesuatu tentang asal dan negara saya," kata Agnez.

Selain riuhnya kontroversi Agnez Mo, pada pekan ini Kompasiana juga diramaikan dengan harapan dan banyak saran kala peringatan Hari Guru 2019 hingga ada kisah mengenai kendaraan jadul Honda Win 100.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Pahami Tiga Poin Pernyataan Agnez Ini agar Terhindar Baper

Pernyataan terbuka Agnez mematik reaksi beragam. Umumnya, sepengetahuan dari Kompasianer Yon Bayu, sangat menyayangkan dan menganggap sebagai aktualisasi sikap kurang nasionalis.

Bahkan, lanjutnya, jika sandingkan dengan cerita Malin Kundang, Agnez disebut durhaka terhadap Ibu Pertiwi.

Namun, tidak sedikit yang membela Agnez Mo atas ucapannya tersebut.

"Untuk bisa dapat memahami pernyataan Agnez secara komprehensif, tentu bukan hanya sekedar dengan membaca atau mendengar utuh wawancara dan klarifikasinya. Kita harus melihat dalam lingkup yang lebih luas, termasuk kondisi sosial politik saat ini," tulis Kompasianer Yon Bayu. (Baca selengkapnya)

2. Pidato Nadiem untuk Hari Guru, 5 Perubahan Kecil Itu Sangatlah Berarti, Pak!

Salinan transkrip pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim pada peringatan Hari Guru Nasional mendapat banyak sambutan positif.

Selain karena pidato tersebut singkat, tertulis pula beberapa solusi atas permasalahan pendidikan di Indonesia.

Akan tetapi, sebagai guru, Kompasianer Ozy Alandika menuliskan curahan hatinya mengenai permasalahan nyata dan dihadapi selama ia menjadi guru.

"Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Mas Nadiem, Hapus Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional!

Yang kemudian ramai pasca-peringatan Hari Guru 2019 yakni penghapusan Ujian Nasional (UN) oleh Mendikbud Nadiem Makarim.

Tentu ada yang pro dan kontra atas usulan tersebut. Apalagi, seperti yang kita tahu, kini Ujian Nasional bukan lagi syarat utama kelulusan peserta didik.

Akan tetapi, mengenai penghapusan Ujian Naional ini, Kompasianer Almizan membagikan pandangannya, terlebih mengenai tujuan dari pendidikan itu sendiri.

"Tujuan utamanya adalah mendorong kreativitas dan improvisiasi murid. Sistem hafalan yang berlaku sejauh ini tidak dapat melakukan itu dan oleh karena itu akan ditinggalkan sama sekali," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Hentikan "Prank" Ojol, Mereka Sedang Bekerja Mencari Nafkah Bukan untuk Dipermainkan

Kompasianer Herri Mulyono geram ketika mendapati konten video prank tukang ojek online.

Prank terhadap ojek online, lanjutnya, dengan beragam rupa orderan fiktif, cancel order (membatalkan pesanan), atau menyengaja membuat driver (pengemudi) ojol menunggu lama, benar-benar keterlaluan.

"Prank tidak lagi menjadi candaan. Luapan emosi pengendara ojol yang dulunya diganti dengan uang sebagai 'ongkos' candaan, berubah menjadi rugi," tulis Kompasianer Herri Mulyono.

Sekadar informasi tambahan: prank merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada sebuah lelucon, atau candaan yang dikemas dalam bentuk drama dengan tujuan untuk membuat korbannya terkejut, merasa marah, sedih, dan bentuk perasaan lainnya. (Baca selengkapnya)

5. Anomali Honda Win 100

Apa yang kamu bayangkan ketika melihat motor Honda Win 100 terparkir di dekatmu?

Dari banyak jawaban yang didapat, ternyata yang mereka ingat terhadap motor itu adalah PNS, petugas pos, dan pekerja kantoran.

Hingga pada satu hari Kompasianer Ryan Perdana mendapati bahwa motor Honda Win 100 sedang dicari oleh banyak orang.

"Tren saat ini masih belum beranjak dari RX King, Honda C70, Astrea Prima, dan Honda Grand Bulus. Namun akhir-akhir ini, Win menyodok ke klasemen atas motor lawas yang diburu pembeli dan pedagang yang enggan kehilangan momen," tulisnya, ketika mendatangi temannya yang memiliki usaha bengkel. (Baca selengkapnya)

 

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/01/21040771/populer-di-kompasiana-kontroversi-nasionalisme-agnez-mo-penghapusan-un

Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke