Angka tersebut lebih rendah dari target yang dicanangkan Jokowi sebesar 5,3 persen dalam pidato nota keuangannya di Sidang Istimewa MPR, Agustus.
"Tantangan kita ada di mana? Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 atau 5,05. Kira-kira begitu," kata Jokowi saat membuka Kompas 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Jokowi menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga bergantung pada kondisi perekonomian global yang juga diprediksi menurun.
Beberapa hal yang memengaruhi kondisi ekonomi global di antaranya ialah krisis politik di Amerika Latin serta Hong Kong, persoalan Brexit yang tak kunjung usai, dan perang dagang antara Amerika Seriakat dan China.
Meski demikian, Jokowi menilai capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia patut disyukuri.
Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di urutan ketiga di antata negara-negara anggota G-20.
Indonesia berada di urutan ketiga setelah India di peringkat pertama dan China di posisi kedua.
"Saya ingin menunjukkan Indonesia dibanding negara-negara lain jauh lebih baik terutama dengan pertumbuhan ekonomi. Kita lihat di G-20, pertumbuhan ekonomi Indonesia di posisi ranking ke-3," ujar Jokowi.
"Perlu kita syukuri dan kita sering lupakan. Nomor 3, di bawah India dan China baru Indonesia. Sehingga rasa optimisme ini harus terus kita tebarkan. Jangan sampai kita dalam posisi (pesimis). Memang semua negara tertekan dengan kondisi eksternal," lanjut dia.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 5,3 persen di 2020. Angka ini sama dengan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019.
“Pertumbuhan ekonomi akan berada di tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya,” ujar Presiden Joko Widodo di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Sementara itu, lanjut Jokowi, laju inflasi akan dijaga pada tingkat 3,1 persen. Angka ini lebih rendah ketimbang target inflasi tahun lalu yang sebesar 3,5 persen.
“Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat,” kata Jokowi.
Sementara itu, nilai tukar rupiah diproyeksikan berada dikisaran Rp 14.400 per dollar Amerika Serikat.
“Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas indonesia dan perbaikan iklim investasi,” ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/28/18262321/jokowi-prediksi-pertumbuhan-ekonomi-505-persen-lebih-rendah-dari-target