Salin Artikel

Beda Gaya Jokowi dan Ma'ruf Amin Saat Umumkan Stafsus

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah mengumumkan jajaran staf khusus yang akan membantu kinerja keduanya.

Jokowi mengumumkan terlebih dahulu pada 21 November lalu, sedangkan Ma'ruf Amin baru mengumumkan stafsus pada Senin (25/11/2019).

Ada sejumlah perbedaan dari gaya Jokowi dan Ma'ruf saat memperkenalkan jajaran stafsus mereka. Apa saja itu:

1. Jumlah

Secara keseluruhan, ada 13 orang staf khusus yang akan membantu Jokowi. Mereka memiliki latar belakang yang beragam.

Ada yang aktivis, ada pula yang politisi. Selain itu, ada juga yang meniti karier sebagai entrepreneur atau pengusaha.

Enam dari total seluruh stafsus merupakan orang lama yang sebelumnya pernah menjabat sebagai stafsus pada periode pertama kepemimpinan Jokowi.

Adapun Ma'ruf hanya memiliki delapan staf khusus.

Dari jumlah tersebut, lima di antaranya pernah menjabat sebagai petinggi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia.

Adanya perbedaan jumlah ini diatur di dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 17 Tahun 2012 tentang Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden.

Di dalam aturan itu disebutkan jumlah staf khusus yang dapat diangkat wapres hanya delapan orang.

Sementara terkait jumlah stafsus presiden diatur dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 17 Tahun 2012 tentang Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden.

Di dalam aturan itu disebutkan presiden dapat mengangkat stafsus hingga 15 orang.

2. Milenial vs kolonial

Saat mengumumkan jajaran stafsusnya, Jokowi memilih hanya memperkenalkan tujuh wajah baru. Mereka semua berasal dari kalangan milenial.

Ketujuh stafsus itu adalah Angkie Yudistia (pendiri Thisable Enterprise), Gracia Billy Yosaphat Membrasar (CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford), dan Aminuddin Ma'ruf (mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

Selain itu, Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke), dan Andi Taufan Garuda Putra (pendiri Lembaga Keuangan Amartha).

Sebenarnya, ada dua stafsus baru lain yang ditunjuk Jokowi yaitu politisi PDI Perjuangan Arief Budimanta dan politisi Partai Solidaritas Indonesia Dini Shani Purwono. Namun, keduanya tidak diperkenalkan karena tidak mewakili generasi milenial.

Adapun Ma'ruf Amin lebih memilih stafsus dari kalangan "kolonial".

Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan, meski bukan berasal dari kalangan milenial, para stafsus wapres memiliki kompetensi sesuai dengan bidang masing-masing.

"Saya kira Bapak Presiden sudah merekrut kalangan milenial walaupun tidak semua. Rupa-rupanya karena kiai ini dari generasi kolonial, ya banyak yang koloniallah," kata Masduki di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).

Adapun para stafsus wapres adalah mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir; Staf khusus sejak era Wapres Jusuf Kalla yang akan membidangi masalah hukum, Satya Arinanto.

Kemudian mantan staf khusus Kementerian Pertanian Sukriansyah S Latief, Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lukmanul Hakim, Ketua Harian PBNU Muhammad Imam Aziz, Ketua Harian PBNU Robikin Emhas.

Selanjutnya Masduki Baidlowi dan Guru Besar Hukum Islam UIN Jakarta Masykuri Abdillah.

3. Cara memperkenalkan

Berkemeja putih dan bercelana hitam, tujuh stafsus milenial Presiden tampak duduk di atas bean bag warna-warni yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Mereka duduk dengan santai di samping kanan kiri Jokowi, selayaknya anak-anak muda yang tengah hang out.

Kepala Negara pun langsung memperkenalkan satu per satu para pembantu barunya.

"Sore hari ini saya ingin kenalkan stafsus Presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Di sini kita lihat anak-anak muda semuanya," kata Jokowi saat membuka sesi perkenalan di teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Berbeda dengan Jokowi yang memperkenalkan langsung, Ma'ruf justru memperkenalkan jajaran stafsusnya melalui juru bicaranya, Masduki Baidlowi.

Namun, kedelapan stafsus itu tidak diperkenalkan satu persatu. Masduki hanya menyampaikan pesan kepada awak media bahwa Wapres telah menentukan siapa saja stafsus yang akan membantu kinerjanya.

"Saya menyampaikan salam dari Pak Wapres bahwa beliau baru saja memanggil seluruh staf khusus yang sudah mendapatkan surat keputusan dari Presiden, ada delapan orang staf khusus," ucap Masduki di Istana Wakil Presiden, kemarin.

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/26/09265621/beda-gaya-jokowi-dan-maruf-amin-saat-umumkan-stafsus

Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke