Salin Artikel

Survei Litbang Kompas: Mayoritas Peserta Rekrutmen Polri Tidak Pernah Dihubungi "Penembak di Atas Kuda"

Dengan tingginya jumlah responden yang menyatakan tidak pernah dihubungi "penembak di atas kuda", menandakan bahwa rekrutmen anggota Polri mulai mengalami kemajuan.

Adapun istilah "penembak di atas kuda" merujuk pada peran oknum dalam menawarkan bantuan terhadap peserta rekrutmen dengan iming-iming dapat memperlancar proses seleksi.

Peneliti Litbang Kompas Bernardus Satrio menyampaikan, survei tersebut dilakukan terhadap enam polda dan satu akpol di Semarang.

Enam Polda itu meliputi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

Survei ini melibatkan 310 peserta atau responden yang terdiri dari tamtama 30 orang, bintara 248 orang, dan akpol 32 orang.

Ia mengatakan, jumlah diambil dari proporsi pendaftar masing-masing polda dan didistribusikan proporsional berdasarkan presentasi tiga jalur penerimaan.

Hasilnya, 95 persen tidak pernah dihubungi oleh "penembak di atas kuda", sedangkan 2 persen menyatakan lupa, dan 3 persen pernah dihubungi.

Tiga persen itu terdiri dari, 8 dari 280 responden. Mereka yakni 4 calon siswa (casis) Sumatera Utara, 2 casis NTB, dan 2 casis Papua.

"Tiga casis menyebut yang menghubungi pihak kepolisian, di antaranya 1 Sumut, 1 NTB, dan 1 Papua. Sementara itu, lima casis lainnya tidak tahu siapa penghubungnya," ujar Satrio saat memaparkan hasil survei dalam Focus Grup Discussion (FGD) di Jakarta, Selasa (19/11/2019)

Ia juga menyampaikan, terkait kepuasaan tahap yang dilalui, mayoritas responden merasa puas dengan rata-rata kepuasaan semakin meningkat seiring tahap yang dilalui.

Dari 11 tahap yang dijalani, paling rendah ada pada tahap sosialisasi sebanyak 5,32 persen.

Sementara itu, rating tertinggi ada pada tahap pemeriksaan psikologi II sebesar 5,75 persen.

Selain itu, mayoritas peserta tidak percaya terhadap bantuan orang dalam. Namun demikian, sebagian kecil masih ada yang mempercayakan hal tersebut.

Rinciannya, ketidakpercayaan bantuan orang dalam 79 persen dan ketidakpercayaan hasil dapat diubah oleh orang lain 73 persen.

Kemudian, ketidakpercayaan memberikan imbalan ke orang lain dapat memperlancar proses penerimaan 82 persen.

Namun demikian, dalam jajak pendapat melalui metode telepon, publik masih meragukan proses penerimaan anggota Polri bebas dari suap.

Adapun jumlah sampel penelitian ini sebanyak 525 responden dengan cakupan nasional yang dilakukan pada 7 hingga 8 Agustus 2019. Margin of error penelitian ini kurang lebih 4,3 persen.

"69,7 persen tidak yakin, 22,1 persen yakin, dan 8,2 persen tidak tahu atau tidak menjawab," ucap Satrio.

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/19/23244491/survei-litbang-kompas-mayoritas-peserta-rekrutmen-polri-tidak-pernah

Terkini Lainnya

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke