"YLKI mengkritik keras sikap Menpora yang justru mendukung audisi tersebut dengan sponsor PB Djarum," ujar Tulus dalam keterangan tertulis, Senin (9/9/2019).
"Sekali lagi, audisi untuk mencari bibit unggul di bidang bulu tangkis adalah hal yang sangat positif dan patut didukung. Namun, melibatkan industri rokok dan apalagi anak-anak sebagai obyeknya adalah tidak pantas dan melanggar regulasi," katanya.
Tulus menegaskan, pihaknya mendukung langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Yayasan Lentera Anak Indonesia (LAI) yang menilai PB Djarum memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.
"Yang diminta KPAI dan LAI adalah bukan menghentikan audisinya, melainkan audisi yang tidak melibatkan logo merek rokok, dalam hal ini Djarum," katanya.
Menurutnya, penggunaan logo tersebut melanggar regulasi yang ada, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
"Apa pun alasannya, logo tersebut adalah brand image bahwa produk tersebut adalah rokok walau berkedok foundation," ucap Tulus.
Diketahui, PB Djarum memutuskan audisi umum tahun ini menjadi yang terakhir kali diselenggarakan.
Tak akan ada audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum pada 2020.
Keputusan ini diambil PB Djarum karena tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa PB Djarum memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.
Menpora Imam Nahrawi, melalui unggahannya di Instagram, Minggu (8/9/2019) siang, berharap agar audisi Djarum tetap berlangsung tahun depan.
Menurut Imam, dunia olahraga membutuhkan sponsor dari pihak swasta. Imam melihat, audisi yang digelar PB Djarum tak ada unsur eksploitasi anak.
"Audisi badminton Djarum mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan, audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia," tulis Imam.
"Lagi pula olahraga itu butuh dukungan sponsor. Ayo lanjutkan audisi badminton."
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/09/09402811/dukung-kpai-ylki-kritik-menpora-yang-tetap-dukung-audisi-pb-djarum