"Kalau semuanya bergerak (mendukung pemerintah), ya tentu PKS akan menang besar. PKS akan mendapatkan keuntungan politik elektoral yang sangat besar," ujar Arya saat dihubungi, Kompas.com, Rabu (14/8/2019).
Diketahui, beberapa parpol pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu 2019 santer diisukan akan bergabung ke koalisi pendukung pemerintah.
Beberapa parpol yang dimaksud adalah Gerindra, Demokrat, dan PAN.
Arya menjelaskan, jika mengacu pada hasil Pilpres 2019 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebanyak 55 persen pemilih merupakan pendukung Jokowi.
Adapun 45 persen memilih Prabowo atau dapat dilihat sebagai pemilih yang tidak memiliki preferensi politik terhadap Jokowi.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin suara pemilih pasangan Prabowo-Sandiaga dari ketiga partai beralih ke PKS pada Pemilu 2024 mengingat PKS menyatakan sikap berada di oposisi selama lima tahun yang akan datang.
"Karena harus diingat juga ada sekitar 45 persen pemilih yang preferensinya bukan Jokowi dan itu akan dinikmati banyak oleh PKS nanti," kata Arya.
Seperti diketahui, Partai Gerindra, Demokrat, dan PAN belakangan memberikan sinyal akan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Kian dekatnya Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi akan berujung pada terbentuknya koalisi di antara kedua partai besar itu.
Kemudian Partai Demokrat sudah menyatakan sikapnya yang akan mendukung pemerintah.
Sementara pihak PAN mengatakan mendukung program pemerintah Jokowi-Ma'ruf meski belum menentukan sikap akan bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/14/16335701/jika-gerindra-demokrat-pan-gabung-ke-jokowi-pks-diprediksi-untung