Salin Artikel

Mereka yang Lolos dan Gagal ke Tahap Selanjutnya Seleksi Capim KPK...

Bersamaan dengan ini, 64 peserta lainnya dinyatakan gugur dan tak dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Mereka yang lolos berasal dari berbagai latar belakang. Beberapa dari mereka yang tak lolos adalah nama-nama besar yang sudah banyak dikenal.

Siapa saja mereka dan bagaimana tahapan lanjutannya ke depan? Berikut uraiannya:

Didominasi akademisi dan anggota polri

Dari 40 peserta yang lolos, angka terbanyak berasal dari akademisi/dosen sejumlah 7 orang, menyusul anggota Polri 6 orang, dan komisioner/pegawai KPK 5 orang.

"Advokat 2 orang, jaksa 3 orang, pensiunan jaksa 1 orang, hakim 1 orang," kata Ketua Tim Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK periode 2019-2023 Yenti Ganarsih di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Senin (5/8/2019).

Selain itu, ada 4 orang auditor yang lolos, 1 orang Komjak Kompolnas, 4 orang PNS, 1 orang pensiunan PNS, dan lain-lain 5 orang.

Berdasarkan asal daerah, peserta yang lolos paling banyak berasal dari DKI Jakarta yaitu 14 orang. Selanjutnya, dari Jawa Barat 11 orang, dan Banten 6 orang.

DI Yogyakarta menyumbangkan 3 orang, Jawa Timur 3 orang, Sumatera 1 orang, Sulawesi 1 orang, dan Kalimantan 1 orang.

Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin, ada 36 peserta laki-laki yang lolos, sedangkan perempuan  4 orang.

Mereka yang lolos dan gugur

Anggota Polri aktif menjadi penyumbang terbanyak kedua peserta capim KPK yang lolos tes psikologi. Di sisi lain, lima anggota Polri dinyatakan gagal.

Mereka yang lolos yaitu Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Irjen Antam Novambar, mantan Kapolda Sumbar Brigjen Bambang Sri Herwanto, dan Irjen Dharma Pongrekun yang pernah menjabat sebagai Karo Renmin Bareskrim Mabes Polri.

Ada juga Analis Kebijakan Utama Bidang Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Lemdiklat Polri Irjen Juansih, Wakil Kapolda Kalimantan Barat Brigjen Sri Handayani, dan Irjen Firli Bauri yang kini menjabat sebagai Kapolda Sumatra Selatan.

Sementara itu, lima orang yang gagal yaitu staf Ahli Sosial Politik Kapolri Irjen Ike Edwin, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Selatan Brigjen M Iswandi Hari, dan Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Divisi Hukum Polri Brigjen Agung Makbul.

Wakapolda Jawa Barat Brigadir Akhmad Wiyagus juga dinyatakan tidak lolos. Begitu pun Direktur Diseminasi dan Publikasi Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Jenderal Pol Darmawan Sutawijaya.

Dua komisioner yang lolos yakni Laode Muhammad Syarif dan Alexander Marwata. 

Kemudian, tiga orang pegawai KPK yang lolos yaitu, Kepala Biro SDM Chandra Sulistio Reksoprodjo, Tim Stranas Pencegahan Korupsi KPK Dedi Haryadi, dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono. 

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan tidak masuk dalam daftar 40 nama peserta yang lolos tes psikologi. Artinya, Basaria gagal melanjutkan seleksi ke tahap selanjutnya.

Berlanjut ke "profile assessment"

Ke-40 nama peserta yang lolos wajib mengikuti tahapan seleksi berikutnya yaitu profile assessment.

Tahap profile assessment  ini digelar Kamis dan Jumat, 8-9 Agustus 2019 pukul 7.30 WIB, di Gedung Lembaga Pertahanan Negara (Lemhanas), Jakarta Pusat.

"Peserta yang tidak hadir mengikuti profile assessment dinyatakan gugur," kata Yenti.

Setiap peserta seleksi wajib membawa KTP dan kartu peserta ujian. Selain diwajibkan hadir 30 menit sebelum profile assessment dimulai, peserta juga tidak diperkenankan membawa kendaraan pribadi.

Yenti mengatakan, profile assessment bukan merupakan tahapan akhir dari proses seleksi capim KPK.

Sebab, setelah itu, masih ada satu tahapan lagi yaitu wawancara, uji publik, dan tes kesehatan.

Ke-40 nama peserta yang lolos ini juga akan ditelusuri rekam jejaknya oleh delapan lembaga yang bekerja sama dengan Pansel.

Delapan lembaga tersebut adalah KPK, Kejaksaan, Kepolisian, Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Nasional Penanggupangan Terorisme (BNPT), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Ditjen Pajak.

Tak memuaskan publik

40 nama peserta seleksi yang lolos tes psikologi dinilai tak memuaskan ekspektasi publik.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana.

"Pansel (capim KPK) sudah gagal memberikan kesan optimisme bagi publik untuk menghasilkan calon pimpinan KPK yang benar-benar berintegritas, profesional, dan independen," kata Kurnia dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2019).

Ada dua penyebab. Pertama, nama-nama yang selama ini diduga memiliki catatan negatif di masa lalu, nyatanya diloloskan pansel.

"Tentu poin ini mesti dikroscek ulang oleh Pansel. Jangan sampai ada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tertentu, terpilih menjadi Komisioner KPK," ujar Kurnia.

Kedua, pansel juga meloloskan peserta seleksi berlatar belakang penyelenggara negara yang belum menyerahkan laporan kekayaannya ( LHKPN) yang terbaru ke KPK.

Hal itu mengindikasikan bahwa Pansel Capim KPK mengabaikan isu integritas. Kurnia pun menyayangkan keputusan Pansel yang tidak mempertimbangkan kepatuhan LHKPN para capim KPK.

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/06/08174971/mereka-yang-lolos-dan-gagal-ke-tahap-selanjutnya-seleksi-capim-kpk

Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke