Salin Artikel

Bertemu Kivlan Zen di Tempat Rahasia

"TAHUN 1998 juga Pak Kivlan yang menjadi komandan bisnis Pamswakarsa gagal mempertahankan Pak Habibie (sebagai presiden)," ucap politisi Partai Demokrat, Andi Arief, melalui pesan singkat.

"Pamswakarsa telah membawa korban rakyat cukup banyak di mana masa pro demokrasi diadu dengan Pamswakarsa. Rakyat puluhan tewas, Pak Kivlan mendapat untung dari bisnisnya," kata Andi lagi. 

“Andi Arief itu yang setan gundul!” kata mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief terlibat perang pernyatan dengan mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

Sebelumnya, Andi menulis pernyataan di Twitter yang menyebut angka 62 persen yang diklaim sebagai kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2019 sebagai bisikan setan gundul yang tak berdasar.

Andi juga mengkritik Kivlan yang mengerahkan massa untuk berunjuk rasa di depan Kantor Bawaslu Jakarta. Kivlan membalas dengan menyebut Andi Arief sebagai setan gundul.

Sepekan jelang pengumuman resmi KPU soal hasil pemilu, berbagai pernyataan yang saling serang antarkubu berseliweran, menaikkan eskalasi suhu politik di Indonesia.

Saya mencari Kivlan Zein untuk mewawancarainya. Kivlan sempat dicegah bepergian ke luar negeri. Polisi menyebut Kivlan akan pergi ke Brunei Darussalam melalui Batam.

Tak sampai 24 jam, surat cegah itu dicabut. Polisi mendapat jaminan bahwa Kivlan akan kooperatif dalam pemeriksaan yang dilakukan polisi. Kivlan dilaporkan atas tuduhan penyebaran berita bohong dan makar. Lagi pula, masa berlaku paspor Kivlan akan segera habis.

Saya bertemu Kivlan di tempat yang dirahasiakan. Untuk menemuinya, tim AIMAN membutuhkan waktu beberapa hari setelah ia dinyatakan terjerat kasus dugaan makar. Saya bertanya seputar tudingan yang dialamatkan kepadanya.

Kivlan menjawab

Saya bertanya soal tudingan yang menyebut bahwa ia adalah komandan bisnis pengerahan massa dan soal setan gundul. Program AIMAN yang tayang setiap Senin pukul 20.00 WIB menayangkan wawancara lengkapnya.

Secara spesifik saya bertanya, benarkah Kivlan memiliki bisnis pengerahan massa dan menggunakan bisnis itu untuk berunjuk rasa di depan Kantor Bawaslu?

“Kalau saya melakukan hal ini, tentu saya sudah kaya raya. Tapi, saya baru saja beli rumah beberapa tahun lalu. Sebelumnya, 18 tahun saya ngontrak. Tidak benar itu semua!" jawab Kivlan.

Saya juga bertanya kenapa ia bereaksi keras terhadap pernyataan Andi Arief soal setan gundul, padahal Andi tidak menyebut nama.

"Andi Arief yang setan gundul itu," jawab Kivlan.

"Jangan-jangan betul Pak Kivlan yang membisiki Pak Prabowo?" tanya saya.

Kivlan menjawab panjang lebar. Intinya, ia mengatakan, dirinya tidak pernah bertemu Prabowo lebih dari empat tahun terakhir. Ia tak pernah datang ke kediaman Prabowo, baik di Kertanegara maupun Hambalang.

Menemui Wiranto

Tak hanya menemui Kivlan, pekan ini saya juga menemui Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto. Saya bertanya, benarkah ada rencana makar dari sejumlah kelompok tertentu di Indonesia?

“Silakan tanya kepada mereka yang punya rencana,” jawab Wiranto. Pada dasarnya, Wiranto menegaskan, setiap pelaku pelanggaran hukum akan ditindak.

Wiranto membentuk Tim Asistensi Hukum yang akan menilai ucapan, tindakan, dan pemikiran dari para elite politik di Indonesia yang mengarah pada penghasutan dan berujung pada gerakan inkonstitusional.

Saya kembali bertanya, apakah situasinya sudah sedemikian mengkhawatirkan sehingga Kemenko Polhukam membentuk Tim Asistensi Hukum?

Wiranto menjelaskan panjang lebar. Intinya, kata dia, pemerintah wajib menjaga kondisi dalam negeri kondusif demi kepentingan rakyat.

"Jangan sampai ada isu-isu tidak benar yang meresahkan dan menakuti masyarakat," kata Wiranto.

Makar dan orasi Eggi Sudjana

Ada satu lagi sosok yang mengemuka di tengah hiruk pikuk politik Indonesia yang tengah memanas: Eggi Sudjana. Ia adalah seorang pengacara dan aktivis. Polisi telah menetapkan Eggi sebagai tersangka dengan tuduhan makar.

Ia ditetapkan sebagai tersangka terkait orasinya di depan kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, setelah pencoblosan 17 April lalu.

"Kekuatan people power mesti dilakukan? Setuju? Berani? Berani?” seru Eggi di depan para pendukung Prabowo.

"Kalau people power itu terjadi, kita tidak perlu lagi mengikuti konteks tahapan-tahapan karena ini sudah kedaulatan rakyat, bahkan ini mungkin cara dari Allah mempercepat Prabowo dilantik. Tidak harus menunggu 20 Oktober. Inilah kekuatan people power, insya Allah,” demikian potongan orasi Eggi.

Sepekan jelang pengumuman suhu panas politik meningkat drastis. Dalam ritual pemilihan calon pemimpin lima tahun ke depan, suara kecurangan lumrah diteriakkan, tak boleh ditutup.

Tapi mesti diingat, mereka yang berteriak curang harus menyampaikan data yang valid, tidak sekadar berteriak-teriak.

Penyelesaian atas dugaan kecurangan pun harus berjalan dalam koridor hukum sesuai undang-undang yang berlaku. Bukan yang lain.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/13/08021821/bertemu-kivlan-zen-di-tempat-rahasia

Terkini Lainnya

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke