Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK Yudi Purnomo Harahap memandang, penanganan kasus Novel tak kunjung menemui titik terang.
"Tuntutan pegawai KPK tetap, yaitu meminta Presiden untuk mau membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen dibawah beliau (Joko Widodo)," kata Yudi dalam keterangan pers, Rabu (10/4/2019).
Menurut Yudi, melalui pembentukan TGPF, Presiden Jokowi bisa menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi di Indonesia. Ia melihat pembentukan TGPF merupakan solusi utama untuk menghentikan teror terhadap jajaran KPK.
"Sekaligus solusi bahwa satu-satunya cara menghentikan teror kepada KPK adalah menangkap pelaku terornya," ungkap dia.
Ia menyesalkan kasus ini tak kunjung terselesaikan. Yudi menjelaskan, sudah banyak upaya teror terhadap jajaran KPK, mulai dari pimpinan hingga ke pegawai.
"Walaupun teror terus melanda, pegawai KPK konsisten terus menangkapi para koruptor tanpa peduli risiko yang dihadapi," kata dia.
Besok, Kamis (11/4/2019), WP KPK akan memperingati dua tahun kasus Novel. WP KPK juga akan mengundang berbagai pihak untuk ikut dalam peringatan dua tahun kasus Novel.
"Pegawai KPK berterima kasih untuk seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu akan semakin menyemangati kami dalam memberantas korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa di negeri ini. Sehingga KPK akan mampu mewujudkan Indonesia yang bersih dari korupsi," kata dia.
Pada 11 April 2017, seusai melaksanakan shalat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.
Cairan itu mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak seorang pun yang menyaksikan peristiwa tersebut.
Sejak saat itu, Novel menjalani serangkaian pengobatan untuk penyembuhan matanya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/10/09130081/jelang-peringatan-2-tahun-kasus-novel-wp-kpk-tetap-ingin-presiden-bentuk