Salin Artikel

Debat Ketiga, Istilah "10 Years Challenge" Ma'ruf Amin hingga Entakan Sandiaga...

Istilah-istilah yang dilontarkan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin sempat membuat terenyak.

Sementara entakan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno di penutup debat tak diduga.

Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, punya penilaian tersendiri atas penampilan kedua cawapres.

Menurut dia, Ma'ruf berhasil mematahkan dugaan banyak orang. Ia tampil di luar dugaan.

Bagaimana dengan Sandiaga? Arya menilai, penampilannya di bagian akhir mampu membuat orang tak terduga.

Tiga sasaran Ma'ruf Amin

Arya mengatakan, penampilan Ma'ruf Amin pada debat ketiga cukup mengejutkan. Ia menganggap, apa yang disampaikan Ma'ruf sesuai dengan konteks dan tema debat.

Sementara berbagai istilah yang dilontarkan Ma'ruf, menurut dia, bukan tanpa tujuan. Ada kelompok yang disasar.

Pertama, menurut Arya, kalangan profesional. Menurut dia, hal ini terlihat dari penjelasan Ma'ruf yang berulang soal dunia digital hingga iklim investasi.

Ma'ruf juga menggunakan istilah-istilah yang biasa digunakan kalangan profesional, seperti semangat "maximize utility" hingga "decacorn". Bahkan, berulang kali ia mencetuskan istilah "DUDI" yang merupakan singkatan dari dunia usaha dan dunia industri.

Arya menilai, dengan penggunaan istilah-istilah itu, Ma'ruf ingin menunjukkan bahwa dia juga memahami isu-isu di kalangan profesional.

Kalangan kedua yang menjadi target Ma'ruf Amin adalah kelompok Muslim.

"Beberapa istilah dan pernyataan juga menggunakan bahasa Arab, seperti takjim, takmilah, dan beberapa istilah lain dan pepatah Arab, hadis, Al Quran. Dia tidak lupa basis tradisionalnya adalah pemilih Isam dan dia mau bangun psikologi kepada pemilih Islam bahwa dia oke, dia punya pemahaman, punya wawasan luas," kata Arya.

Terakhir, Arya berpendapat, Ma'ruf menargetkan kalangan milenial. Salah satu yang paling mencolok adalah penggunaan istilah "10 years challenge" yang diulang beberapa kali oleh Ma'ruf.

Ma'ruf menggunakan istilah yang sempat populer pada Januari 2019 ini saat menyinggung soal riset yang penting untuk membuat perubahan 10 tahun mendatang.

Secara umum, Arya mengatakan, Ma'ruf cukup bisa mengambil momentum, dengan membalikkan anggapan publik terhadap kemampuannya.

"Pak Ma'ruf menurut saya bisa membalikkan keadaan, membuktikan bahwa dia mampu. Membuktikan bahwa apa yang dianggap orang selama ini tidak benar soal kemampuannya," kata Arya.

Entakan Sandiaga

Sementara itu, Arya menilai, Sandiaga Uno tampil lebih tenang pada debat ketiga.

Menurut dia, Sandiaga memiliki kecenderungan untuk mengaitkan semua tema dengan isu ekonomi.

Misalnya, tema pendidikan yang dinilai Sandiaga ada ketidaksinkronan antara kurikulum dan kebutuhan dunia usaha.

Meski demikian, penampilan Sandiaga yang paling mengentak adalah pada bagian akhir debat.

Arya merujuk pada kebijakan integrasi satu kartu dengan KTP elektronik yang dicetuskan Sandiaga.

Menurut Arya, pernyataan itu membuat masyarakat terenyak sebab seolah mementahkan program berbasis kartu yang ditawarkan petahana.

"Sandi mampu mengambil momentum di akhir dengan membuat orang terenyak. 'Benar juga nih, kenapa KTP tidak dimanfaatkan'. Orang berpikir itu," kata Arya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/18/09395451/debat-ketiga-istilah-10-years-challenge-maruf-amin-hingga-entakan-sandiaga

Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke