Salin Artikel

Apakah “Hantu” Teror di Jawa Tengah Terkait Pilpres?

TEROR itu awalnya terjadi di 3 daerah. Beberapa hari lalu teror meluas di 4 daerah. Seluruhnya di Jawa Tengah. Mengamati. Lalu eksekusi.

Setidaknya sampai hari ini, sudah 27 kejadian pembakaran di 4 daerah di Jawa Tengah. Kota Semarang yang terbanyak, 17 kejadian; Kabupaten Kendal 8 pembakaran; Kabupaten Semarang 1 insiden; dan terakhir 1 kejadian di Kabupaten Grobogan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, sulit untuk tidak mengaitkan hal ini dengan rentang waktu menjelang pemilu dan pilpres. Namun, ia menyerahkan kesimpulan terkait aksi ini kepada aparat keamanan.

Aiman yang akan tayang pada Senin (11/2/2019) pukul 20.00 di KompasTV secara eksklusif bertemu dengan 3 pemimpin daerah utama yang tengah rapat membahas "hantu" teror di Jawa Tengah.

Ketiganya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono, dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Mochammad Effendi.

Ketiganya bertemu khusus membahas hal ini. Selepas rapat, secara eksklusif Aiman mewawancarai ketiga pejabat ini bersamaan.

Temuan janggal Aiman

Aiman berkeliling ke sejumlah tempat yang menjadi korban pembakaran kendaraan bermotor. Janggal, karena dari 27 kasus hanya 1 yang terekam CCTV.

Itu pun dengan resolusi yang tidak baik sehingga menyulitkan polisi untuk mengidentifikasi. Pelakunya betul-betul mencermati lingkungan sekitar.

Ada yang menarik, di rumah yang mobilnya terbakar, tak ada satu pun CCTV, termasuk yang di rumah tetangga.

Ada satu rumah di sekitar situ yang memiliki CCTV, tapi letaknya sederet dengan rumah korban. CCTV di rumah itu tidak mengarah ke tempat kejadian perkara (TKP).

Pelaku mengenali dengan baik lingkungan yang menjadi sasarannya.

Dekat pos keamanan, tapi...

Rumah yang menjadi sasaran sebenarnya hanya bejarak dua rumah dari pos keamanan setempat. Saat kejadian, ada petugas jaga di pos itu.

Tapi, petugas jaga sama sekali tidak mendengar dan melihat sesuatu yang mencurigakan yang berujung pada pembakaran mobil pukul 03.30.

Mobil terbakar tanpa jejak. Hanya ada batang korek api yang tertinggal, padahal akses ke kompleks itu hanya ada satu pintu dan melewati pos keamanan.

Siapa yang berani melakukan hal sebersih ini dalam waktu yang sangat cepat?

Kapolda Jawa Tengah Irjen Chondro Kirono menyampaikan, orang terlatih dan profesionallah yang bisa melakukan hal serapi ini. 

Siapa mereka?

Bisa dari berbagai kalangan. Yang jelas mereka bukan sosok sembarang. Perencanaan, pelatihan, dan pengamatan sebelum melakukan pasti dilakukan.

Dari daerah perumahan yang saya lihat, ada risiko buat pelaku bila tak rapi mengerjakannya. Selain akses tertutup, pelaku juga harus melewati pasar yang hidup nyaris 24 jam.

Ada kemiripan lokasi yang dipilih menjadi sasaran: dekat jalan utama, bahkan mayoritas jalur ke luar kota, tol, atau pantura.

Teror di Jawa Tengah ini mengingatkan kita pada teror yang terjadi setahun sebelumnya. Sejumlah ulama dianiaya, bahkan ada yang sampai meninggal di Jawa Barat, Jawa Timur,  bahkan Jawa Tengah.

Kejadian “teror ulama” itu pun janggal karena semua pelakunya dinyatakan gila.

Pertanyaannya kini, akankah pelakunya terjerat? Rasanya bakal sulit dijawab.

Saya Aiman Witjaksono..
Salam!

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/11/07000051/apakah-hantu-teror-di-jawa-tengah-terkait-pilpres

Terkini Lainnya

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke