Namun, ia juga memastikan bahwa impor tidak akan mengganggu produksi jagung petani di Indonesia yang akan panen pada Februari hingga Maret 2019 mendatang.
Agar tidak mengganggu produksi petani jagung Indonesia, Bulog bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memetakan daerah produsen jagung.
Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Bulog untuk menyerap jagung petani lokal pada masa panen.
"Kami sekarang sedang memetakan tempat-tempat yang akan panen jagung di mana saja. Nantinya, kami akan persiapkan penyerapannya juga, karena Bulog telah diperintahkan Presiden untuk juga mempersiapkan penyerapan jagung," ujar Budi saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Buwas mengaku, baru memantau satu wilayah tanam jagung, yakni di Garut, Jawa Barat. Ketika ditanya soal berapa target penyerapan jagung petani lokal oleh Bulog, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu menegaskan, sebanyak-banyaknya.
Buwas tidak mempunyai data berapa produksi jagung pada masa panen mendatang.
"Umpamanya begini, Garut produksi sekian. Kebutuhan (di Garut) sendiri berapa banyak? Kalau di sana kelebihan, kita ambil untuk kemudian disuplai ke wilayah lain yang defisit. Begitu juga di daerah lain," ujar Buwas.
Meski demikian, Buwas juga menegaskan bahwa penyerapan jagung ini hanya akan dilakukan jika harga jagung rendah.
"Apabila harga turun maka kita yang akan menyerap, Bulog. Kalau harga bagus di tingkat petani, ya sudah biar saja toh (tidak diserap). Toh yang membutuhkan itu peternak ayam kan," ujar Buwas.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/24/18103641/pemerintah-impor-30000-ton-jagung-buwas-jamin-tak-ganggu-produksi-panen