Ia pun membandingkannya dengan sejumlah negara yang berkonflik akibat kontestasi politik.
"Kalau di negara-negara demokrasi lainnya di samping menghitung suara sekaligus menghitung korban akibat pemilu, kita bersyukur ribut di dunia maya tetapi secara fisik tidak berbenturan," kata Kalla saat berpidato di Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (17/1/2019) sore.
Di sisi lain, Kalla juga menyoroti sikap elite politik saat ini. Meskipun mereka saling adu argumen satu sama lain, tak lantas membuat mereka bermusuhan.
"Habis debat, ketawa bersama-sama, itu suatu hal yang kita cukup bergembira atas situasi ini," kata dia.
Kemudian ia pun mencontohkan manuver elite yang dinamis antara kubu pemerintah dan oposisi. Hal tersebut, kata Kalla, membuat demokrasi di Indonesia memiliki ciri khas.
"Kadang-kadang hari ini oposisi, besok-besok masuk pemerintah, jadi itu juga sesuatu yang khas gitu, kemudian tidak ada partai pemerintah yang jelas dan tidak jelas juga mana yang oposisi kan gitu kan. Tergantung kasusnya," katanya.
Ia pun membandingkannya dengan kontestasi politik di Amerika Serikat antara kubu Partai Demokrat dan Partai Republik. Mereka tetap konsisten pada satu posisi.
"Di kita tidak, besok tidak mendukung, berapa tahun lagi bisa jadi menteri juga. Tapi itulah, itu politik Indonesia seperti itu. Kita berbeda dengan negara lain," ujar Kalla.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/17/17293731/kalla-kita-bersyukur-ribut-politik-cuma-di-medsos-tak-ada-benturan-fisik