Salin Artikel

Wapres Kalla Sebut Tak Perlu Mata Pelajaran Khusus Tanggap Bencana

Kalla menilai, hal itu cukup dilakukan melalui simulasi dan memasukannya ke dalam mata pelajaran yang sudah ada.

Pernyataan itu disampaikan Kalla menanggapi rencana pemerintah memasukan pembangunan kultur tanggap bencana ke dalam kurikulum pendidikan.

"Kurikulumnya macam mana? Dimana-mana cuma pelatihan. Apa yang mau diajarkan? Itu masih jaman dulu namanya ilmu bumi, sekarang geografi kan. Bisa di situ, masukan aja," ujar Kallla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/1/201).

Ia menambahkan nantinya simulasi tanggap bencana di daerah rawan bencana bisa ditingkatkan intensitas pelaksanaannya.

Dari simulasi tersebut, Kalla meyakini masyarakat di daerah rawan bencana akan lebih sigap untuk menyelematkan diri saat bencana datang sehingga dapat menekan angka korban jiwa.

"Di beberapa tempat seperti Padang, sering dilakukan simulasi. Di beberapa kota di Bengkulu, juga di Aceh dan di kota-kota itu, sering diadakan. Kami minta ini teratur. Katakanlah dua kali setahun. Di Jepang begitu," ujar Kalla.

"Jadi kalau Anda lihat seperti ada gempa, maka anda harus di bawah meja contohnya. Kalau ada memang tsunami lari ke atas, atau gempa bumi harus di lapangan. Hal-hal begitu dilatihkan bukan diajarkan," lanjut dia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta kementerian serta lembaga terkait untuk meningkatkan kesiap siagaan masyarakat menghadapi bencana.

Hal itu dikatakan Presiden dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/1/2019).

"Saya ingin mengingatkan, kita harus terus meningkatkan daya tahan kita, kesiap siagaan kita dalam menghadapi bencana," ujar Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan, sudah selayaknya pemerintah bersama DPR mengalokasikan anggaran lebih besar untuk mengedukasi dan meningkatkan mitigasi bencana di masyarakat.

"Sebagai negara di tempat rawan bencana alam, ring of fire, kita harus siap merespons dan tanggung jawab menghadapi segala bencana alam. Saya minta edukasi lebih baik, konsisten dan lebih dini bisa masuk ke dalam muatan sistem pendidikan kita," ujar Presiden Jokowi.

https://nasional.kompas.com/read/2019/01/08/19094521/wapres-kalla-sebut-tak-perlu-mata-pelajaran-khusus-tanggap-bencana

Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke