Menurut Fahri, KPU juga terkesan membawa-bawa kubu petahana untuk ikut melaporkan kasus ini.
"Misalnya soal twitter tim suksesnya Pak Prabowo, saudara Andi Arief, lalu kemudian direspons secara berlebihan, ngajak Bawaslu lapor polisi, ngajak semua lah gitu termasuk kaya ngajak pertahana gitu, itu enggak boleh," ujar Fahri di kompleks parlemen, Jumat (4/1/2019).
Fahri mengatakan KPU saat ini merupakan lembaga negara yang paling disoroti. KPU tidak boleh membiarkan ada kesalahpahaman terhadap mereka.
Jika ada pertanyaan seperti yang dilakukan Andi Arief, Fahri mengatakan KPU harus siap menjelaskannya.
"Justru KPU itu harus ngomong apa adanya, terbuka adanya, ngomong saja enggak usah mau lapor-lapor segala," ujar Fahri.
Sebelumnya, KPU resmi melaporkan kasus hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos ke Bareskrim Polri.
"KPU sudah bertemu dengan Kabareskrim langsung. Kami sudah sampaikan apa yang menjadi kepentingan dan keperluannya agar pelaku penyebar hoaks itu bisa segera ditangkap," kata Ketua KPU Arief Budiman.
Arief mengatakan sejatinya KPU terbuka dengan masukan-masukan atas penyelenggaraan pemilu ini. Jika ada hal yang perlu diluruskan, KPU bisa menjelaskan.
Namun caranya bukan dengan menyebar hoaks. Hoaks kali ini juga dia nilai sudah sangat keterlaluan.
"Kali ini kami menganggap isu sekarang (tujuh kontainer surat suara) sangat luar biasa dan berlebihan. Kami merasa tidak cukup hanya menjawab dengan fakta dan data, tapi perlu dilaporkan agar kejadian seperti ini tidak berlanjut," kata Arief.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/04/15285401/fahri-hamzah-kpu-ngomong-saja-enggak-usah-lapor-lapor-segala