Salin Artikel

Supit Urang, Taktik Sudirman Usir Belanda dan Sekutu dari Ambarawa..

Peringatan untuk mengenang Palagan Ambarawa ini awalnya bernama Hari Infanteri. Namun, pada 1999 muncul Keputusan Presiden RI Nomor 163/1999 untuk mengganti nama Hari Infanteri menjadi Hari Juang Kartika.

Peristiwa militer yang terjadi di Ambarawa begitu penting dalam sejarah militer Indonesia lantaran pasukan TKR dan laskar rakyat berhasil memukul mundur Belanda dan Sekutu.

Kemenangan TKR tercatat sebagai kemenangan pertama institusi militer Indonesia pasca-kemerdekaan.

Kejadian berawal dari kedatangan pasukan Sekutu dan NICA Belanda untuk melucuti tentara Jepang. Namun, Belanda diketahui ingin mengembalikan Indonesia menjadi negara jajahannya.

Berbagai insiden mulai dilakukan seperti pengibaran bendera Belanda, penyerangan Sekutu terhadap markas-markas TKR, penyiksaan dan pembunuhan terhadap rakyat sipil.

Akibatnya, muncul semangat nasionalisme dan patriotisme seluruh rakyat Indonesia untuk mengusir Sekutu dari Ambarawa. TKR dan laskar rakyat mulai melakukan perlawanan ke berbagai daerah di sekitar Ambarawa.

Tiga batalyon dari Resimen Kedu, enam dari Purwokerto, tujuh dari Yogyakarta, satu resimen gabungan dari Solo dan empat batalyon Divisi Salatiga diturunkan.

Namun karena peralatan yang digunakan Sekutu lebih modern, mereka bisa sedikit menghalau serangan dari pihak Indonesia.

Strategi "Supit Urang"

Ketika mendengar Letkol Isdiman meninggal, Jenderal Besar Sudirman yang saat itu menjabat kolonel menuju Ambarawa. Jiwa Kolonel Sudirman sebagai Komandan Divisi V terpanggil untuk turun ke medan pertempuran.

Pada 11 Desember 1945, seluruh komando pasukan TKR dan laskar rakyat di bawah kendali Sudirman. Saat itu, Sudirman mulai memperkenalkan dan membuat rencana untuk melakukan taktik baru dalam pertempuran ini, yakni cepat, cerdik, serentak di segala sektor dengan menggunakan taktik dan strategi “Supit Urang”.

Dilansir dari situs resmi Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin, taktik Supit Urang dilakukan dengan gerakan pendobrakan oleh pasukan pemukul dari arah Selatan dan Barat ke arah Timur menuju Semarang.

Gerakan tersebut diikuti dengan gerakan penjepitan dari kanan dan kiri sebagaimana halnya seekor udang menjepit mangsanya, untuk selanjutnya supit bertemu di bagian luar Ambarawa ke arah Semarang.

Untuk menjalankan taktik ini digunakan empat kelompok yang terdiri dari beberapa pasukan dengan tujuan musuh benar-benar dalam kondisi terkurung dan komunikasi dengan pusat terputus.

Kolonel Sudirman menggunakan beberapa tempat di dataran tinggi seperti Bawen, Lemahabang, Bandungan, Tuntang, Banyubiru, Ngampin, Jambu, Kelurahan dan Baran sebagai tempat menggempur musuh.

Pertempuran Ambarawa yang berlangsung dari tanggal 12 sampai 15 Desember 1945 berhasil memukul mundur sekutu dari Ambarawa.

Heroisme yang ditunjukkan TKR dan Laskar dengan senjata dan peralatan seadanya didukung dengan Taktik Supit Urang berhasil secara gilang gemilang mengusir sekutu dari Ambarawa.

Peristiwa itu menjadi bukti efektifitas dari taktik yang digunakan oleh Sudirman di medan pertempuran. Keberhasilan ini menjadikan Kolonel Sudirman mendapatkan pangkat Jenderal dari Presiden Soekarno.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/15/15373811/supit-urang-taktik-sudirman-usir-belanda-dan-sekutu-dari-ambarawa

Terkini Lainnya

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke