Syahrul meninggal saat sedang mencari pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya penyelam kita, Pak Syahrul Anto," ujar Jokowi saat dijumpai di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu.
"Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT. Semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," lanjut dia.
Jokowi mengatakan, Syahrul telah berkontribusi dalam pencarian, mulai dari kotak hitam, serpihan pesawat, dan para penumpang yang menjadi korban jatuhnya pesawat.
Bersama dengan Syahrul, ada pula sekitar 859 orang personel, baik dari TNI, Polri, Basarnas, BPPT dan KNKT yang bekerja bersama-sama, pagi siang hingga malam.
Ia berharap ini adalah peristiwa serupa terakhir.
"Kita harapkan tidak ada kejadian lagi penyelam yang meninggal di lapangan," ujar Jokowi.
Seorang penyelam atas nama Syahrul Anto meninggal dunia saat proses pencarian pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Sabtu.
"Iya benar (meninggal), dibawa sekitar pukul 21.30 WIB ke Dermaga JICT 1 pakai kapal Pertamina Victory. Karena fasilitas (Pertamina) Victory kan lengkap. Kemarin daripada makan, waktu kita pakai Victory ke JICT," ujar Leader Indonesia Rescue Diver Team Bayu wardoyo, di Dermaga JICT, Jakarta Utara.
Dari dermaga korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara. Syahrul dinyatakan meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/03/14465081/presiden-sampaikan-duka-cita-atas-gugurnya-penyelam-basarnas