Hal ini membuat elektoral kedua partai itu ikut meningkat.
"Dari kubu Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, PDI-P menjadi parpol yang mengalami efek ekor jas ini," ujar peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, Selasa (23/10/2018).
Dari 1.200 responden, sebesar 29,9 persen responden memilih PDI-P.
Dari jumlah itu, 56,2 persen merupakan pemilih loyal dan 43,8 persen merupakan pemilih mengambang atau masih bisa mengubah pilihannya.
Dari total responden yang memilih PDI-P itu, sebesar 95,6 persen memilih pasangan capres cawapres nomor urut 1, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sementara, hanya 2,4 persen responden yang memilih pasangan capres cawapres nomor urut 2, Prabowo-Sandiaga.
Yohan mengatakan, jumlah pemilih loyal PDI-P mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan pada April 2018.
Sebaliknya, pada pasangan Prabowo-Sandiaga, efek ekor jas lebih terjadi pada Gerindra sebagai partai politik yang selama ini sangat diidentikkan dengan sosok Prabowo.
Berdasarkan survei ini, angka keterpilihan Prabowo meningkat, dan berbanding lurus dengan peningkatan potensi suara Gerindra.
Dari 1.200 responden, 16,0 persen responden memilih Gerindra. Dari jumlah itu, 62,9 persen responden merupakan pemilih loyal alias strong voters.
Sementara, 37,1 persen responden lainnya merupakan pemilih mengambang.
Dari total responden pemilih Gerindra, 92,4 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga. Sementara, hanya 5,8 persen responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf Amin.
Yohan mengatakan, PKB juga berpeluang mendapatkan efek ekor jas. Namun, peningkatan elektoralnya bersumber dari sosok cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin.
Loyalitas pemilih dan efek ekor jas dalam pilpres akan membuka pintu bagi keterpilihan partai politik di pemilu.
Sekitar enam bulan ke depan, parpol harus terus menakar dan berhitung dengan cermat.
Hasil hitungan akan menentukan di posisi mana parpol berada, di zona aman lolos ambang batas paelrmen atau di zona lain.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/23/12515381/jokowi-vs-prabowo-di-pemilu-2019-pdi-p-dan-gerindra-paling-untung-secara