Salin Artikel

Meutya Hafid: Menyakitkan, Politisi dan Pimpinan DPR Tak Paham UU ITE

Anggota Komisi I DPR itu tak habis pikir, orang-orang yang tak paham UU ITE ternyata juga mencakup para anggota DPR yang terlibat dalam pembuat undang-undang.

"Menyakitkan bagi kami yang turut membahas UU ini bahwa banyak politisi bahkan ada pimpinan DPR yang tidak memahami UU ITE," ujarnya di Posko Cemara, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

"Jelas dikatakan dalam UU tersebut bahwa penyebar hoaks atau berita bohong melalui elektronik harus bertanggung jawab secara hukum," sambung politisi Partai Golkar itu.

Hal itu disampaikan Meutya menanggapi penyebaran berita bohong terkait pengeroyokan aktivis Ratna Sarumpaet.

Salah satu orang yang menyebarkan hoaks tersebut yakni Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

"Ibu Ratna mungkin tidak dijerat oleh UU ITE karena Ibu Ratna tidak menyebarkan secara elektronik, tapi mereka politisi-politisi yang juga membahas dan juga mengesahkan. Bahkan di meja pimpinan DPR kemudian terlibat melanggar UU dengan saksama," kata dia.

Padahal, ucapnya, saat UU itu dibahas, kontroversi yang terjadi sangat besar. Namun, ia menilai, kini UU itu dengan santai dilanggar oleh orang-orang yang di Parlemen dan tak mau bertanggung jawab.

Ratna Sarumpaet sebelumnya mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok. Ia mengaku telah berbohong kepada keluarga dan koleganya.

"Jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya khayalan entah diberikan setan-setan mana dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di rumahnya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).

Setelah pengakuan Ratna tersebut, Prabowo Subianto dan para politisi lainnya kemudian meminta maaf telah menyebarkan kebohongan.

Prabowo mengaku saat itu memercayai apa yang disampaikan kepadanya. Ia mengaku terusik dan khawatir saat melihat kondisi Ratna.

Meski demikian, Prabowo merasa tidak bersalah terkait pernyataannya pada Rabu malam, terkait Ratna.

"Saya tidak merasa berbuat salah, tapi saya akui saya grusah-grusuh (terburu-buru). Tim saya ini baru, baru belajar. Tapi tidak ada alasan kalau kita salah, kita akui salah," ujar Prabowo.

Pimpinan DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon juga meminta maaf.

"Saya menyesalkan dan mengecam sikap Ratna Sarumpaet yang telah berbohong kepada saya, kepada Pak @prabowo, @sandiuno," tulis Fadli dalam akun twitter-nya, @Fadlizon, Rabu (3/10/2018).

"Saya minta maaf kepada publik telah ikut menyampaikan pengakuan Bu RS bahwa ia dianiaya orang yang tak jelas. Hal ini karena menjawab pertanyaan media," tulis Fadli.

Sementara itu, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa pihaknya tidak dalam posisi sebagai penyebar kabar bohong atas penganiayaan Ratna Sarumpaet.

Menurut Dahnil, Prabowo, Sandiaga Uno, dan seluruh tim BPN adalah korban dari kebohongan Ratna Sarumpaet.

Saat Ratna menceritakan soal penganiayaan yang ia alami kepada Prabowo, seluruh Tim BPN berusaha membantu.

Sebab, Ratna juga tercatat sebagai juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.

"Jadi kami adalah korban kebohongan, karena Ibu Ratna menyatakan dengan penuh keyakinan ke kami dan tentu kami berusaha membantu beliau karena mereka bagian kami," tuturnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/04/14130911/meutya-hafid-menyakitkan-politisi-dan-pimpinan-dpr-tak-paham-uu-ite

Terkini Lainnya

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke